Sukses

<i>Endovaskuler</i>, Pembedahan Otak tanpa Bersentuhan Langsung

Teknik Endovaskuler dapat mempermudah pembedahan otak tanpa bersentuhan secara langsung. Biaya pembedahan Endovaskuler masih tergolong mahal.

Liputan6.com, Jakarta: Dunia pengobatan semakin maju. Buktinya, tak semua permasalahan pendarahan di otak harus diselesaikan melalui bedah invasif dengan membuka tengkorak kepala yang dapat berefek samping buruk: kelumpuhan. Namun, kini dunia kedokteran menemukan formula yang lebih canggih. teknik itu dikenal dengan Endovaskuler. Operasi jenis ini hanya dengan menggunakan kateter mikro yang dimasukkan dari paha dalam. Demikian diungkapkan ahli Endovaskuler Rumah Sakit Siloam Gleneagles Prijo Sidipratomo di Tangerang, Banten, baru-baru ini.

Menurut Prijo, teknik ini relatif lebih aman lantaran tak bersentuhan langsung dengan otak. Ia menjelaskan, kateter dimasukkan dan akan mengikuti pembuluh darah menuju otak. Selanjutnya, di ujung kateter akan diletakkan bahan yang bertujuan untuk menghentikan pendarahan. Bahan penutup itu dapat bermacam-macam, tergantung dari kasus pendarahannya. Prijo mengatakan, untuk trauma pada pembuluh darah balik dan vena akan dipakai balon dari latex yang berdiameter 0,5 selsius hingga 1,5 selsius. Sedangkan untuk kasus kelemahan pada pembuluh darah atau aneresma akan dipasang koil atau lem.

Prijo menerangkan, teknik Endovaskuler juga dapat dipergunakan untuk memperkecil tumor sebelum diangkat melalui invasif. Langkah itu berfungsi untuk menyumbat sejumlah pembuluh darah yang memberi makan tumor. Kendati demikian, tak semua kasus pembuluh darah otak dapat ditangani dengan bedah invasif maupun endovaskular. Apalagi, bila pendarahan terjadi di bagian otak yang mengatur aktivitas motorik atau motor cortex.

Prijo mengungkapkan, pembedahan dengan teknik Endovaskuler di Indonesia hanya dapat dilakukan di RS Siloam Gleneagles, Tangerang, Banten. Selain itu, biaya untuk melaksanakan operasi ini juga masih terbilang mahal: hingga mencapai ratusan juta rupiah. Namun demikian, bukan berarti masyarakat tidak dapat melaksakan operasi tersebut. Sebab, mereka dapat menghubungi Yayasan Otak atau Brain Foundation di RS tersebut guna mendapat pengobatan.(ORS/Mira Permatasari, Dwi Nindyas dan Budi Sukmadianto)
    EnamPlus