Sukses

Diduga Mundur Karena Stres, Kadisdik DKI Dikritik

Bedjo mengatakan, latar belakang seorang kepala Dinas Pendidikan tidak harus berasal dari dalam dinas.

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan pengunduran Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun mengagetkan. Lasro mengaku stres menghadapi sikap anak buahnya, tapi sikap ini sangat disayangkan. Sebab, sebagai seroang pemimpin harusnya Lasro dapat memahami dan membina bawahannya.

"Kalau saya lihat Pak Lasro ini tidak memahami kondisi bawahan. Mestinya saat masa orientasi bisa dekat dengan bawahannya. Saya tidak mengerti kenapa Pak Lasro tidak bisa dekat, mestinya mendekat ke bawahannya. Minimal ke lapis keduanya harus dekat, karena mereka yang akan mengoperasikan kebijakan pimpinan," ujar pakar pendidikan yang juga mantan Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Dr Bedjo di Jakarta, Jumat (8/8/2014).

Menurut Bedjo, beberapa alasan yang dikemukakan Lasro sebagai alasan untuk mundur dari jabatannya sangat tidak masuk akal. Misalnya, merasa dipermainkan dan stres. Kalau seperti itu, Lasro dinilai tidak bisa menguasai manajemen di Dinas Pendidikan. Maka itu, Bedjo menilai Lasro sudah gagal menjadi seorang pemimpin.

"Dia gagal mengkoordinir fungsi seorang manajer terhadap bawahannya. Sebenarnya asal bisa koordinir bawahannya, selesai itu," tegas Bedjo.

Bedjo mengatakan, latar belakang seorang kepala Dinas Pendidikan tidak harus berasal dari dalam dinas. Selama bisa adaptasi dengan baik, tentu tidak masalah. Apalagi belum pernah bertugas di Dinas Pendidikan, tentu harus lebih dekat dengan bawahannya.

"Saran saya, idealnya pengganti Lasro nanti harus seorang manajer profesional. Figur yang baik dan bisa menjadi leader. Agar pendidikan di Ibukota ini berjalan lebih maksimal, dapat menciptakan siswa berprestasi," tandas Bedjo.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun berniat mundur dari jabatan yang baru dijalaninya selama sekitar 6 bulan. Dia pun menjelaskan alasan keinginannya berpindah jabatan. Dia merasa beban tugasnya di Disdik DKI sudah mencapai batas maksimal.

"Kita belajar dari misalnya tokoh dunia, George Washington. Warga Amerika bilang kami masih menghendaki George Washington sebagai presiden. Tapi dia bilang tidak. Saya akan meninggalkan sejarah bagi bangsa ini, cukup 2 kali," ucap Lasro di Balaikota Jakarta, Kamis 7 Agustus.

Sebagai PNS, dirinya memahami tugas-tugas yang diberikan untuk memberi perubahan dalam Dinas Pendidikan sudah dilaksanakannya sesuai arahan gubernur dan wakil gubernur. Tugas-tugas itu menurut Lasro, yakni mengoreksi hal-hal yang perlu dikoreksi, mendinamisasi kemapanan, dan membuat pembaruan. (Mut)

Baca juga:

Niat Kadisdik DKI Mundur Terinspirasi dari George Washington

Kadisdik DKI Tepis Alasan Stres di Balik Permintaan Mundur

Lasro Mundur Kadisdik DKI, Ahok: Kita Naikin untuk Bantai Orang