Liputan6.com, Karawang - Pascapembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), para nelayan di Karawang, Jawa Barat sudah 4 hari tidak melaut.
Biasanya mereka membawa 30 liter solar untuk sekali melaut. Namun seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (9/8/2014), mereka kini hanya bisa membawa 10 hingga 15 liter.
Akibatnya jarak tempuh melaut menjadi terbatas. Sementara bila membeli solar eceran di luar SPBU, harganya jauh lebih mahal.
Akibat kesulitan mendapatkan solar, puluhan hektare lahan pertanian di Ponorogo, Jawa Timur mengalami kekeringan.
Pompa air yang biasa jadi andalan petani untuk pengairan tidak berfungsi akibat tidak adanya bahan bakar. Para petani pun menjadi bingung karena saat ini adalah masa tanam.
Di Samarinda, Kalimantan Timur seorang warga mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak alternatif menggunakan peralatan sederhana berupa kompor gas, botol bekas, dan pipa besi.
Marno mengolah potongan sampah plastik yang sudah dibersihkan lalu dilebur ke dalam mesin khusus, kemudian disuling ke dalam reaktor dengan suhu 200 derajat Celsius.
Kini masyarakat menanti solusi dari pemerintah agar kebijakan pembatasan BBM bersubsidi tidak terus menyulitkan mereka.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca juga:
Ahok Larang SPBU Jakarta Jual BBM Subsidi Tahun Depan
Keluarga Mantan Wapres Adam Malik Tolak Pemagaran Waduk Ria Rio
WHO: Wabah Ebola Jadi Darurat Internasional
(Ans)