Liputan6.com, Bantul - Kemeriahan perayaan hari kemerdekaan kian mulai terasa. Di Jetis, Bantul, Yogyakarta, sumber kemeriahan itu berasal dari areal persawahan Ngupit, Desa Patalan, Bantul. Sejumlah kepala rumah tangga yang disertai istri masing-masing berkumpul di areal sawah berlumpur.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (11/8/2014), bukan berniat cocok tanam, para bapak-bapak justru akan mengikuti lomba yang digelar dalam rangka menyemarakkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Mereka beradu cepat menyeret istri masing-masing yang duduk di atas ember plastik.
Bukan perlombaan yang mudah tentu saja. Berjalan mundur di sawah berlumpur dan tuntutan langkah cepat tentu butuh tenaga ekstra. Belum lagi beban saat menarik istri-istri yang duduk di dalam ember.
Bagi yang memiliki istri kurus tentu lebih gesit. Namun bagi yang memiliki istri berbobot lebih, menyerah menjadi pilihan meski baru menarik beberapa langkah saja.
Jika bapak-bapak harus menyeret istri, beda halnya bagi para ibu. Mereka harus bertarung di arena berlumpur sambil menyeret putra-putri mereka.
Namun tetap saja lumpur adalah kendala, meskipun putra-putri mereka berupaya mendorong dengan menjejakkan kaki ke permukaan lumpur.
Semarak kemerdekaan di areal persawahan ini semakin meriah saat remaja-remaja putri turut serta dalam kemeriahan lomba. Selain lomba adu seret, mereka juga bermain ular naga.
Tanpa takut terlumuri lumpur, mereka berusaha saling merebut bola yang dipegang musuh di barisan paling belakang. Bahkan meski harus terjatuh dan mandi lumpur sekalipun, semangat untuk saling mengalahkan lawan pun tak pernah surut.
Gelaran lomba-lomba seperti ini tak selalu hadiah yang diburu. Mereka justru menjadikan lomba seperti ini sebagai ajang mempererat kerukunan antarwarga dalam bermasyarakat. (Riz)