Liputan6.com, Jakarta - Misteri terbelahnya bus gandeng Transjakarta bernopol B 7308 IV menjadi dua di Jatinegara, Jakarta Timur, pada 7 Agustus 2014 lalu terpecahkan. Dugaan sementara, bus merk Inobus produksi PT Industri Kereta Api (Inka) yang mengalami putus di bagian gandengan saat beroperasi di Koridor XI itu diduga kelebihan muatan.
General Manager PT Inka M Pramudya menyatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait sebab terlepasnya baut-baut sambungan bus. Dari penyelidikan itu disimpulkan, penyebab utama lepasnya gandengan Transjakarta tersebut karena kelebihan beban penumpang, jalanan tak rata, dan perawatan yang singkat.
"Penyebab utama yang perlu dicermati adalah karena beban operasional yang melebihi desain normal. Seperti beban penumpang yang sering overload, ketidakrataan jalan yang ekstrem di beberapa tempat dan waktu perawatan harian yang relatif singkat," jelas Pramudya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin (11/8/2014).
Menurut dia, sistem sambungan yang digunakan di Inobus telah menggunakan produk terbaik dengan teknologi Jerman merk Hubner, yang merupakan produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi bus dan kereta api. Tak hanya itu, untuk memastikan sistem sambungan atau artikulasi bisa berfungsi baik, PT Inka juga telah berkomunikasi dengan pihak Hubner.
Insiden patahnya baut, sambung dia, disebabkan kekencangan baut tidak sesuai dengan torsi yang disarankan.
"Baut longgar karena beban dinamis yang berlebihan atau sebagian baut yang cacat operasional tapi belum sempat diganti," jelas Pramudya. (Sss)
PT Inka: Bus Transjakarta Terbelah Dua karena Beban Berlebihan
Misteri terbelahnya bus gandeng Transjakarta bernopol B 7308 IV pada 7 Agustus 2014 lalu terpecahkan.
Advertisement