Liputan6.com, Jakarta - Polri telah memetakan kelompok-kelompok garis keras yang gerakannya diduga berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Jadi semua yang terafiliasi selama ini adalah kelompok garis keras yang ada di Indonesia dan petanya sudah ada di kepolisian. Kita ikuti terus," tegas Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Sutarman menegaskan akan menindak secara hukum kelompok yang mengajarkan paham dengan menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan. Pemerintah sudah menolak paham dan kegiatan ISIS di Indonesia.
"Jadi, tindakan apapun yang dilakukan kelompok manapun kalau berada di wilayah Indonesia dengan cara kekerasan, harus kita lakukan penindakan hukum secara tegas," ujar Sutarman.
Soal keberadaan ISIS di Indonesia, lanjut Sutarman, Polri sudah memetakan beberapa pihak yang terpengaruh paham ISIS itu. Dimungkinkan karena ketidaktahuan mereka. Kendati demikian, pihaknya akan lebih dulu mengambil langkah preventif agar masyarakat tidak terpancing atau mendukung kegiatan ISIS.
"Di samping melakukan langkah preventif, saya juga melakukan tindakan penegakan hukum," demikian Sutarman.
ISIS merupakan kelompok gerakan radikal yang dipimpin bekas salah satu ketua kelompok teroris Al Qaeda di Irak, Abu Bakr Al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui Baghdadi. Tapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad pada 1971.
Sebelum bergabung dengan Al Qaeda, Baghdadi merupakan anggota pemberontak di Irak setelah Negara Seribu Satu Malam itu diinvasi oleh Amerika Serikat pada 2003. (Sss)
Polri Petakan Kelompok Garis Keras Terkait ISIS
"Di samping melakukan langkah preventif, saya juga melakukan tindakan penegakan hukum," kata Kapolri Sutarman.
Advertisement