Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan setidaknya 56 warga negara Indonesia (WNI) berada di Suriah dan menjadi pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka masuk melalui jalur negara kedua dan ketiga. Sejauh ini, sudah ada 4 WNI yang tewas di negara yang tengah dilanda konflik itu.
"Ada yang melalui negara kedua dan ketiga masuk ke sana (Suriah), tapi ada yang sengaja dari Indonesia berniat ke sana, tapi tidak langsung dari Indonesia ke Suriah. Ini menggunakan daerah-daerah lain," kata Sutarman di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
"Ada 4 WNI meninggal di sana. Ada yang (karena) bom bunuh diri," ungkap Kapolri. Karena itu, dia menegaskan sangat berbahaya bagi Indonesia jika ada warga ikut berjuang di Irak dan Suriah, lalu kembali ke Indonesia kemudian melakukan cara-cara kekerasan seperti yang dilakukan di kedua negara tersebut.
"Oleh karenanya Polri bersama seluruh elemen bangsa bersama-sama memerangi (kegiatan ISIS) dan penegakan hukum yang tegas kepada kelompok ini sehingga aman dari teror," papar dia.
Terkait pencekalan, Sutarman menyerahkan kepada pihak Imigrasi untuk mendeteksi warga Indonesia yang dicurigai datang maupun pergi dari Irak dan Suriah. Dia pun mengaku telah berkoordinasi dengan Dirjen Imigrasi dan Menteri Hukum dan HAM untuk menyeleksi orang-orang Indonesia yang bepergian ke negara tersebut.
"Jadi kita pesan harus diperhatikan betul, sebab kewenangan ada di keimigrasian," tandas Sutarman. (Sss)
Kapolri: 4 WNI Tewas di Suriah, Ada yang Bom Bunuh Diri
Terkait pencekalan, Sutarman menyerahkan ke Imigrasi untuk mendeteksi WNI yang dicurigai datang maupun pergi dari Irak dan Suriah.
Advertisement