Liputan6.com, Pontianak - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melansir belum ada metode pengobatan kanker yang efektif dan optimal. Operasi, radioterapi, dan kemoterapi masih memiliki kelemahan.
Untuk itu, Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) dan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak bekerja sama menciptakan teknologi pengobatan baru. Yakni BNCT atau Boron Neutron Capture Cancer Therapy, secara mandiri.
"Tepat sekali Batan kerja sama dengan kami. Ini merupakan langkah fundamental dan orientasi kita tidak ke material," ujar Rektor Untan Thamrin Usman dalam penandatanganan MoU pengembangan BNCT di kampus Untan, Pontianak, Kamis (14/8/2014).
Sementara Kepala Batan Djarot Sulistiyo Wisnubroto menegaskan, langkah ini merupakan salah satu cara untuk mengenalkan manfaat nuklir kepada masyarakat di bidang kesehatan. "Ini bagian dari diseminasi nuklir. Sebagian orang alergi nuklir karena takut. Padahal, kita harus inovasi jangan hanya mengandalkan bahan baku," kata Djarot.
Metode pengobatan ini merupakan terobosan terbaru dalam mengatasi kelemahan dari cara sebelumnya, seperti pembedahan atau radiasi yang hanya mungkin dilakukan jika kanker terlokalisir (tidak menyebar) dan dalam ukuran kecil, atau kemoterapi yang hanya efektif untuk sejumlah kecil kanker yang tidak ganas.
Konsep fisik metode BNCT ini didasarkan pada reaksi nuklir yang terjadi ketika inti boron bereaksi dengan neutron termal dan menghasilkan dua partikel yang memiliki Linear Energi Transfer (LET) tinggi yaitu partikel alfa dan partikel ion litium. (Mut)
BNCT, Cara Atasi Kanker Lewat Teknologi Nuklir
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melansir belum ada metode pengobatan kanker yang efektif dan optimal.
Advertisement