Liputan6.com, Jakarta - Pihak keluarga mengakui Wildan Mukhollad menjadi salah satu warga negara Indoensia (WNI) yang terlibat gerakan Islamic State of Iraq and Syiriah (ISIS). Bahkan, aksi bom bunuh diri di Suriah membuat Wildan menjadi 1 dari 4 WNI yang tewas dalam serangan itu.
Kakak Wildan, Muhammad In'am mengatakan, adiknya sudah setahun lebih meninggalkan Indonesia menunaikan impiannya 'berjihad' di Timur Tengah. Sebelum keluarga mendapat kabar meninggalnya Wildan, dirinya sempat menghubungi keluarga di Lamongan, Jawa Timur. Obrolan cukup hangat saat itu. Keluarga membujuk Wildan kembali ke Indonesia.
"Di telepon dia bilang dia tidak mau kembali ke Indonesia. Dia juga tidak mau merepotkan keluarga karena kalau dia pulang pasti diikuti aparat," tutur In'am saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/8/2014).
Anak tertua dari 7 bersaudara itu mengungkapkan, Wildan menghubungi keluarga sebulan sebelum dikabarkan meninggal hari ini. In'am mengatakan, Wildan memang sudah meninggalkan Lamongan untuk 'berjihad' selama setahun.
Selama itu, kata In'am, keluarga menghitung hanya 5 kali pria kelahiran 1995 itu menghubungi keluarga di Indonesia. Itu pun, menggunakan nomor berbeda-beda.
"Saya menghitung cuma 5 kali dia menghubungi keluarga. Itu pun nomornya beda-beda. Jadi hanya dia yang bisa hubungi kita, kita nggak bisa hubungi dia," ungkap In'am.
Maka itu, lanjut In'am, satu pesan yang selalu disampaikan saat Wildan menghubungi selalu dipegang teguh keluarga. Hal ini dinilai sebagai salah satu penguat hati keluarga dalam mengikhlaskan kepergian Wildan.
"Di setiap kali telepon, pasti dia bilang, 'ikhlaskan kalau saya pergi'. Itu selalu yang diucapkan Wildan," tutup In'am. (Mut)
Â
Baca juga:
Wildan 'Pengantin' Bom ISIS Bercita-cita Mati Syahid
Wildan si Pengantin Bom ISIS Pernah Mondok di Pesantren Amrozi
WNI 'Pengantin' Bom ISIS di Suriah Bernama Wildan Asal Lamongan
Wasiat Wildan 'Pengantin' Bom ISIS untuk Keluarga
In'am mengatakan, Wildan memang sudah meninggalkan Lamongan untuk 'berjihad' selama setahun.
Advertisement