Liputan6.com, Banyumas - Pemkab Banyumas, Jawa Tengah melakukan antisipasi atas naiknya status Gunung Slamet menjadi Siaga dengan mendistribusikan masker. Selain itu, Pemkab Banyumas juga menyiapkan jalur evakuasi, kesiapan logistik dan mendirikan tenda untuk pengungsian.
Koordinator Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Slamet Didi Rudwianto mengatakan, pemkab telah menyediakan 125 ribu masker.
"Sebagian besar telah dibagikan kepada masyarakat, khususnya mereka yang berada di wilayah rawan terdampak," ujar Didi saat ditemui di Banyumas, Kamis (14/8/2014).
Selain itu, Didi menambahkan, pihaknya juga telah mengaktifkan 3 posko untuk pengamatan Gunung Slamet. Yakni pos di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, kemudian Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden dan Dusun Sunyialangu, Desa Semaya, Kecamatan Karanglewas.
"Ketiga posko tersebut beroperasi selama 24 jam untuk memantau secara visual Gunung Slamet," kata Didi.
Berdasarkan pengamatan dari Pos Pemantauan Gunung Slamet di Gambuhan, Pemalang, Kamis mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, teramati 9 kali sinar api pijar dengan ketinggiaan 50-400 meter dan 26 kali dentuman sedang sampai kuat serta 9 kali suara gemuruh.
"Untuk kegempaan tercatat 20 kali gempa letusan dan 85 kali gempa hembusan," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Slamet di Gambuhan, Sudrajat.
Sedangkan pada pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, Gunung Slamet lebih sering tertutup kabut. Menurut dia, dari pemantauan yang dilakukan, asap hembusan tinggi 200 meter serta adanya letusan abu setinggi 200-400 meter dan terdengar 3 kali dentuman sedang hingga kuat.
"Kegempaan tercatat 17 kali gempa letusan dan 82 kali gempa hembusan. Sampai sekarang, status Gunung Slamet siaga dan daerah steril pada radius 4 kilometer dari puncak," tutur Sudrajat. (Sss)
Gunung Slamet Siaga, Tenda Pengungsian Diaktifkan
Koordinator Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Slamet Didi Rudwianto mengatakan, pemkab juga telah menyediakan 125 ribu masker.
Advertisement