Liputan6.com, Jayapura - Kepolisian Papua meningkatkan status keamanan di Kota Timika, Papua menjadi Siaga I. Peningkatan status ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terus terjadi.
Juru bicara Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, saat ini ada lebih dari 1.000 pasukan gabungan TNI/Polri yang telah disiagakan di lapangan, usai serangkaian pembunuhan beruntun yang kebanyakan ditujukan kepada warga non-Papua yang telah berlangsung sejak 5 hari lalu.
"Anggota kami di lapangan diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan yang tertinggi, agar kondisi saat ini bisa segera berhenti. Kami melakukan sejumlah penjagaan di tempat-tempat yang diduga akan terjadi benturan antara warga dari Suku Dani dan warga non-Papua lainnya," kata Sulistyo di Jayapura, Papua, Kamis (14/8/2014) malam.
Saat ini sejumlah langkah terus diambil oleh kepolisian bersama dengan muspida setempat. Di antaranya langkah persuasif, yakni berkoordinasi dengan para tokoh adat semua suku yang ada di sana, baik masyarakat setempat maupun pendatang.
"Kami terus mencari pelaku pembunuhan dan pembantaian warga ini. Penegakan hukum terhadap para pelaku pasti dilakukan," ujar Sulistyo.
Hingga Kamis tengah malam, suasana Kota Timika masih mencekam. Warga setempat belum berani keluar rumah, terlebih menjelang malam hari. Korban hingga kini dilaporkan menjadi 8 orang. Jumlah korban tewas dikhawatirkan terus bertambah.
Untuk itu, polisi menambah kekuatannya dari Brimob Detasemen Merauke dan Jayapura masing-masing sebanyak satu satuan setingkat kompi atau SSK.
Serangkaian pembunuhan dan penganiayaan tersebut terjadi pasca-penemuan jenazah kepala suku dari Suku Dani, Korea Waker pada Senin 11 Agustus lalu, hingga mengakibatkan warga dari Suku Dani mengamuk dan menyerang siapa saja terutama warga pendatang.
Baca juga:
Usai 8 Orang Tewas, TNI-Polri Jaga Titik-titik Rawan di Timika
7 Tewas Akibat Bentrokan di Timika, Pengamanan Diperketat
10 Penyerang Polisi dalam Bentrok di Timika Ditangkap