Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) kini meresahkan bangsa Indonesia. Sebab, paham yang diusung ISIS dianggap bertentangan dengan Pancasila.
Dalam pidato pembukaan sidang MPR, DPR, DPD bersama Presiden SBY, Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Ruang demokrasi yang telah dibuka lebar melalui amandemen UUD 1945 dan perundang-undangan lainnya, harus makin berkualitas.
"Oleh karena itu, peradaban demokrasi yang terus akan kita bangun, harus bersendikan pada hakekat kemanusiaan dan keadilan sosial, menjunjung tinggi supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia. Memberikan penghargaan kepada keberagaman, pluralisme, dan memberi penguatan bagi nation and character building," kata dia di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Menurut Marzuki, satu hal yang sangat penting adalah tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan adalah kekuatan yang senantiasa kita dengungkan, yang telah membuktikan bahwa betapapun beratnya permasalahan yang dihadapi bangsa ini tetap mampu mengatasinya.
"Oleh karena itu, persatuan dan kesatuan yang menjadi kekuatan bangsa dalam bernegara, harus benar-benar dikelola dengan penuh kewaspadaan. Persatuan Indonesia perlu dijaga agar tidak ada gerakan atau organisasi manapun, termasuk dari luar negeri yang akhir-akhir ini kita kenal sebagai organisasi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), yang nyata-nyata bertentangan dengan ideologi Pancasila," ungkap Marzuki.
Paham yang dianut ISIS, jelas dia, bersifat radilkal dan berpotensi menimbulkan kerawanan yang mengganggu stabilitas keamanan nasional. "Oleh karena itu, Dewan mendukung tindakan tegas Pemerintah untuk melarang perkembangan paham ini di bumi Indonesia," tukas politisi Partai Demokrat itu.
Ketua DPR Marzuki Alie: ISIS Bertentangan dengan Pancasila
Gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) kini meresahkan bangsa Indonesia.
Advertisement