Sukses

Kisah Anak Tukang Becak Raih IPK 3,96 Dalam Pidato Terakhir SBY

"Pemandangan paling indah bukan hanya gunung tinggi, hutan lebat, dan laut biru. Tapi, anak-anak yang berjalan ke sekolah..."

Liputan6.com, Jakarta Pagi ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan Pidato Kenegaraan terakhirnya di Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta. Salah satu yang disebut adalah pembangunan di bidang pendidikan selama 10 tahun kepemimpinannya.

SBY menyebut, setiap anak di Indonesia berhak mendapat kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan. Apapun latar belakangnya, kaya maupun miskin.

"Saya terharu mendengar Raeni, anak pengemudi becak menjadi mahasiswa berprestasi di Universitas Negeri Semarang (Unes) dengan IPK 3,96," kata Presiden SBY, Jumat (15/8/2014).

Menurut SBY, kisah tersebut adalah contoh, bahwa setiap anak Indonesia bisa maju. Raeni adalah lulusan terbaik Unes pada wisuda periode II 2014 dengan IPK 3,96. Ayahnya, Mugiyono, adalah tukang becak dengan penghasilan Rp 10.000-50.000 per hari. Untuk menambah penghasilan, Mugiyono bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450.000 per bulan.

Raeni mendapat kesempatan kuliah setelah menerima beasiswa Bidikmisi. Ia berhasil merampungkan pendidikan S1 dalam 7 semester dengan IPK nyaris sempurna. Kini, gadis berjilbab itu menempuh pendidikan di Inggris.

Dalam pidatonya, Kepala Negara menyebut, kini pemerintah memberi beasiswa S2 dan S3 baik di dalam dan luar negeri bagi siswa dari keluarga tak mampu. "Dalam 5-10 tahun akan lahir ribuan master dan doktor generasi baru dari keluarga miskin," kata SBY.

"Merekalah generasi pemutus kemiskinan, yang menaikkan harkat keluarga, sekaligus pengibar Merah Putih di dunia internasional."

SBY juga mengaku bangga dengan pencapaian Indonesia di olimpiade sains dan ilmu pengetahuan internasional. "Kita mendapat 217 medali emas. Siapa bilang anak Indonesia tak bisa bersaing dan unggul di panggung dunia," kata SBY.

SBY menambahkan, pemerintah juga melakukan pemerataan akses dan afirmasi bagi lulusan sekolah menengah di wilayah Indonesia Timur dan perbatasan untuk mendapat kesempatan menempuh pendidikan di perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

"Pemandangan paling indah bukan hanya gunung tinggi, hutan lebat, dan laut biru. Tapi, anak-anak yang berjalan ke sekolah dengan seragam bersih dan penuh ceria." (Sss)

Video Terkini