Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI telah memutuskan bahwa hari masuk sekolah hanya dari Senin hingga Jumat atau 5 hari. Bukan dengan rencana awal yakni sampai Sabtu. Hanya saja, jam pelajaran ditambah 35 menit.
Hal itu mengakibatkan siswa-siswa yang masuk siang berpotensi pulang lebih sore, bahkan malam. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun tidak mempermasalahkannya, karena penambahan jam hanya sedikit. Karena hal itu merupakan konsekuensi dari Kurikulum 2013.
"Ya tambahi jam doang. Konsekuensi dari kurikulum baru itu. Nanyanya jangan ke saya dong. Nanya ke yang buat kurikulum dong," ucap Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan hari masuk sekolah di Jakarta tetap 5 hari, yaitu masuk hari Senin hingga Jumat. Sehingga siswa masih tetap libur pada hari Sabtu dan Minggu.
"Jadi sudah kita putuskan dari penjabaran Disdik, dilihat dari manfaat dan pendapat banyak warga, terpaksa hari masuk sekolah tetap dari hari Senin sampai Jumat. Hari Sabtu tetap libur," kata Basuki alias Ahok pada Kamis 14 Agustus kemarin usai rapat dengan Dinas Pendidikan DKI.
Diakui Ahok, pemberlakuan hari masuk sekolah 5 hari itu akan berpengaruh pada jam mata pelajaran sekolah yang memiliki sistem sekolah pagi dan petang. Dalam rapat akhirnya diputuskan ada penambahan jam pelajaran untuk sekolah pagi maupun petang. Pihaknya juga akan memastikan siswa yang jam pulangnya hingga sore hari dijamin keamanannya oleh pihak sekolah.
"Kalau sampai sore, saya minta wali kelas perhatikan anak didiknya, makannya gimana di kantin. Pulang sekolah sampai malam, takutnya tidak makan. Terus anak-anak SMP, khususnya perempuan, bagaimana keamanannya saat pulang sekolah. Makanya kami dorong mereka pakai aplikasi (smartphone) SafetiPin kalau dia punya HP android atau apa," ujar Ahok. (Sss)
Siswa Berpotensi Pulang Malam, Jokowi: Konsekuensi Kurikulum
"Jadi sudah kita putuskan dari penjabaran Disdik, dilihat dari manfaat dan pendapat banyak warga," kata Ahok.
Advertisement