Sukses

Ini Pesan dalam Film 'Yang Ketu7uh' untuk Indonesia

Dalam tayangan perdananya di Kota Tua, film 'Yang Ketu7uh' mampu menyedot ribuan warga Jakarta untuk hadir di lokasi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Film dokumenter karya anak bangsa yang berjudul 'YANG KETU7UH' ditayangkan perdana di Taman Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Sabtu (16/8/2014) malam. Penayangan perdana itu untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Film dokumenter yang menceritakan perjalanan pesta demokrasi Indonesia pada 2014 ini mampu menyedot ribuan warga Jakarta untuk hadir menyaksikan film garapan Watchdoc ini.

Sutradara Film 'YANG KETU7UH', Dandhy Dwi Laksono mengatakan, film tersebut merupakan cerminan masyarakat Indonesia terhadap presiden terpilih.

"Siapapun presidennya ini adalah harapan warga biasa terhadap presiden, siapapun yang terpilih entah MK bersidang entah hasilnya apapun. Ini adalah film yang merekam Indonesia yang tidak pernah berhenti walaupun presidennya berganti-ganti," kata Dandhy seusai pemutaran film 'YANG KETUJUH' di Taman Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (16/8/2014) malam.

Dandhy mengaku pihaknya membutuhkan 8 bulan untuk memproduksi film berdurasi 1,5 jam ini. Dalam pembuatan film itu, pihaknya melibatkan 19 videografer baik dari jurnalis dan sejumlah videografer yang tergabung dalam Watchdoc.

"Sebagian besar kawan-kawan ini adalah bagian dari videografer di watchdoc kemudian adalah jaringan teman-teman jurnalis yang terlibat dalam pembuatan film watchdoc di beberapa kota di Indonesia," tambah Dandhy.

Meski film tersebut belum beredar di bioskop, Dandhy berharap film garapannya ini dapat dinikmati seluruh masyarakat. Untuk itu, lanjut Dandhy, pihaknya akan berusaha mendistribusikan film tersebut semurah mungkin sehingga nantinya dapat dinikmati banyak orang.

"Pada akhirnya juga film ini akan ditonton gratis di youtube dan sebagainya," singkat Dandhy.

Meski dalam film itu menayangkan perjalanan kedua kandidat capres dan cawapres pada saat pemilu, Dandhy menegaskan film tersebut dibuat bukan untuk salah satu pasangan capres dan cawapres tertentu.

"Tetapi film (dibuat) untuk masyarakat Indonesia," tutup Dandhy.

Video Terkini