Sukses

Lahar Hujan Mengintai Warga Lereng Gunung Slamet

Tumpukan material vulkanik pada puncak Gunung Slamet, menjadi ancaman baru bagi warga lereng sebelah barat dan utara.

Liputan6.com, Tegal - Tumpukan material vulkanik pada puncak Gunung Slamet, menjadi ancaman baru bagi warga lereng sebelah barat dan utara. Potensi bencana lahar hujan dapat terjadi, apabila ada tumpukan material masuk ke aliran Sungai Comal di Pemalang dan Sungai Gong di Tegal.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, Pemalang, Sudrajat mengatakan pihaknya saat ini melakukan evaluasi.

"Salah satu yang menjadi perhatian adalah potensi adanya bencana lahar hujan, karena lontaran material Gunung Slamet dan sekarang menumpuk di bagian puncak," jelas dia, Senin (18/8/2014).

Apalagi, lanjut dia, dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Slamet yang berstatus Siaga cukup meningkat. Indikasinya adalah lontaran lava pijar yang mencapai 1.000 meter atau 1 km. Selain itu, luncuran lava pijar telah mencapai 1,5 km atau masuk ke semak-semak, pada area batas vegetasi.

"Hal inilah yang juga harus mendapat perhatian. Kami telah melakukan koordinasi dengan 5 pemkab, masing-masing Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes untuk melakukan berbagai macam antisipasi," ujar dia.

Sementara Koordinator Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Slamet Didi Rudwianto menyatakan di Banyumas ada dua sungai yang berhulu di lereng Gunung Slamet dan berpotensi mengalirkan lahan hujan.

"Kedua sungai tersebut adalah Kali Banjaran dan Kali Pelus. Dari hasil analisa potensi bencana memang kedua sungai yang potensial mengalirkan lahar hujan. Makanya, pemkab juga mengantisipasi terhadap kemungkinan terburuk yang terjadi," jelas Didi.

Sedangkan menurut data pemantauan Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, pada pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terlihat 52 kali lontaran lava pijar dengan ketinggian 50-400 meter condong ke arah barat dan letusan abu dengan tinggi 300-400 meter 2 kali. Sedangkan suara dentuman terdengar 7 kali sedang hingga kuat dan gemuruh 85 kali. Dalam 6 jam tersebut juga terdeteksi 1 kali gempa vulkanik dalam, 46 kali gempa letusan dan 98 kali gempa hembusan. (Sss)