Liputan6.com, Pontianak - Mencari nafkah memang tidak ada batasnya bagi siapa pun. Prinsip inilah yang dipegang teguh pasangan suami istri, Iwan Wardiman (45) dan Neneng Eli (35).
Keduanya berasal dari Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sudah dua bulan ini, keduanya berada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, untuk berjualan bendera dan umbul-umbul.
"Banyak yang beli bendera," tuturnya pada Liputan6.com, saat ditemui Minggu (17/8/2014).
Untuk modal awal berjualan bendera dan umbul-umbul, mereka mengaku mengeluarkan kocek Rp 20 juta. "Kalau omsetnya Rp 90 juta sebulan. Saya berharap laku semua," jelas dia.
Bendera dan umbul-umbul itu dijual dengan harga variasi. Satu umbul-umbul dijual Rp 25 ribu, Bandir Rp 35 ribu, Bakron Rp 250 ribu untuk 10 meter. Selama perayaan 17 Agustus, ia kebanjiran pembeli.
Tapi usaha ini tak selalu berjalan mulus. Kerap mereka diusir oleh Satpol PP. "Kesal diusir oleh Satpol PP saat berjualan bendera dan umbul-umbul. Mereka menganggap mengganggu keindahaan kota, padahal kita hanya jualan dari pagi hingga sore, sesudah itu kita kemas bendera dan umbul-umbul ini," keluhnya.
Penjual bendera ini tidak hanya Iwan dan Neneng. Di sepanjang Kota Pontianak, salah satunya di Jalan Sultan Hamid II , berderet pedagang bendera dan umbul-umbul lainnya yang rata-rata berasal dari Jawa Barat, antara lain dari Kabupaten Garut dan Kota Bandung.
Jajang, 30 tahun, mengaku berasal dari Kota Bandung. Setiap tahun ia menjual bendera dan umbul-umbul keliling ke sejumlah provinsi di Indonesia. Bahkan dia mengaku pernah jualan ke Papua dan Nusa Tenggara Timur.
"Saya dimodalin sama saudara saya. Kalau saya hanya menjual. Semua makan dan penginapan ditanggung sama pemilik modal," tutur Jajang. (Yus)
Cerita Penjual Bendera Keliling Pulau Beromset Puluhan Juta
Untuk modal awal berjualan bendera dan umbul-umbul, mereka mengaku mengeluarkan kocek sebesar Rp 20 juta.
Advertisement