Liputan6.com, Wonosobo - Pardjo, seorang warga Desa Kalidadap, Wonosobo, Jawa Tengah memiliki 3 orang anak yang ketiganya mengalami kebutaan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV dalam Pantang Menyerah, Rabu (20/8/2014), pukul 06.00, Pardjo dan ketiga anaknya melakukan kegiatan rutin mereka yaitu pergi mencari rumput dan kayu bakar.
Pardjo dan ketiga anaknya pun berjalan beriringan sejauh sekitar 1 km. Meski sudah berjalan jauh, mereka tak selalu mendapatkan rumput dan kayu bakar. Saat sudah mendapat rumput, keluarga itu pulang ke rumah untuk beristirahat.
Advertisement
Sepulangnya ke rumah, Pardjo dan anak sulung menyiapkan makan siang dengan bahan seadanya. Sepintas tidak langsung tampak, tetapi di tengah keluarga itu, hanya Pardjo yang memiliki penglihatan normal. Ketiga anaknya buta.
Sejak dulu, keterbatasan ekonomi memang memberatkan keluarga Pardjo. Saat 3 anaknya jatuh sakit bersamaan, Pardjo tak punya daya untuk menyediakan pengobatan yang memadai dan mengakibatkan ketiganya kehilangan penglihatan.
Kemiskinan dan keterbatasan rupanya tidak menghalangi Pardjo dan anak-anaknya untuk hidup mandiri. Seluruh warga Desa Kalidadap pun mengakui hal itu.
Pardjo dan 3 anaknya hidup dengan berbagai cara, termasuk dengan menjual ternak. Berawal sebagai buruh ternak kambing, keluarga Pardjo kini memiliki beberapa ekor ternak sendiri dan semuanya mereka rawat sendiri. Karena uang sulit didapat, terkadang kambing dan ayam dijual untuk kebutuhan sehari-hari.
Walau buta, anak-anak Pardjo melewati hidup tanpa mengeluh sedikit pun. Mereka justru menghadapi hidup dengan ikhlas. Tanpa banyak teori, keluarga itu ternyata selalu bersikap positif.
Anak-anak Pardjo sudah sering jatuh dan tidak ada yang menolong. Saat mencari rumput, kadang-kadang paculnya dicuri orang.
Hampir segala kegiatan sehari-hari para petani mampu dilakoni oleh keluarga Pardjo. Kebutaan ternyata tidak menghalangi sang anak ketiga untuk memanjat dan memetik kelapa. Sikap dan perilaku keluarga itu bahkan menginspirasi sejumlah tetangga mereka.
Usia Pardjo sekarang memasuki 80 tahun. Sang istri, ibu dari ketiga anak-anak telah meninggal beberapa tahun lalu. Keinginan Pardjo sederhana saja, agar anak-anaknya bisa tetap hidup mandiri. (Ein)
Baca Juga:
80 tahun Hasjim Djalal: Patriot yang Hidup Sederhana