Sukses

Solar Dibatasi, Penghasilan Awak Truk di Sumedang Turun Drastis

Pembatasan BBM membuat waktu para pengemudi tersita untuk antre mengisi BBM.

Liputan6.com, Sumedang - Pembatasan jumlah pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi membuat pendapatan awak angkutan umum, penumpang maupun ekspedisi pengiriman barang di Sumedang, Jawa Barat turun.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (26/8/2014),  bagi pengemudi angkutan penumpang, pembatasan BBM membuat waktu mereka tersita untuk antre mengisi BBM. Mobil pun kerap tak bisa mengangkut penumpang jika stok BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) habis.

Hal serupa juga dirasakan oleh awak truk angkutan barang, bahkan dampaknya lebih besar. Pengiriman barang antar kota antar provinsi jadi terhambat saat solar dalam tangki menipis, SPBU di jalan yang mereka lalui juga kehabisan stok BBM, ongkos perjalanan membengkak, dan penghasilan pun berkurang hingga 30 %.

Meski telah dilarang oleh Pertamina, SPBU Kecamatan Jayakarta, Karawang, Jawa Barat tetap saja masih melayani antrean pembeli premium bersubsidi menggunakan jeriken.

Jumlah pembelian pun sudah dibatasi, namun para pedagang bensin eceran ini tetap menungu berjam-jam demi mendapatkan premium. Mungkin karena ini juga yang menyebabkan Pertamina mengurangi pasokan BBM ke SPBU hingga 60 % dibanding sebelumnya.

Akibatnya stok BBM di SPBU habis dalam sekejap dan masyarakat terpaksa mencari premium ke para pedagang bensin eceran dengan harga mencapai Rp 9 ribu per liter.

Kondisi ini sepertinya masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. (Rmn)

Baca juga:

Pertamina Kurangi 5% BBM Bersubsidi, Suplai BBM di Jawa Langka

Langkanya BBM di Pantura Tidak Membuat Pengendara Menyerah

Antrean SPBU di Depok Bubar Akibat Premium Habis