Liputan6.com, Jakarta - Bertambahnya kasus bus Transjakarta yang terbakar, membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gerah. Pria yang karib disapa Ahok itu bahkan ingin meniadakan pengadaan bus Transjakarta dan bus angkutan lainnya pada tahun ini demi keselamatan penumpang.
"Makanya kenapa kita tahan penambahan bus, kita tolak pengadaan bus baru, kita mau tahun depan. Kita pilih nggak ada bus deh daripada kebakar, buat orang takut," tegas Ahok di Balaikota Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku, kualitas layanan bus Transjakarta sering dikeluhkan. Terutama armada-armada yang sudah berumur dan tak nyaman lagi. Beberapa di antaranya pun sering mengalami kerusakan.
Selain itu, lanjut dia, bus baru yang dibeli juga belum dapat menutupi kekurangan kualitas itu. Oleh sebab itu, dirinya ingin pengadaan bus baru dilakukan tahun depan oleh BUMD DKI, PT Transjakarta dengan sistem pembelian yang sudah dibenahi.
"Makanya milih lebih baik nggak ada bus daripada terima bus yang nggak jelas, yang karatan segala macem itu," jelasnya.
Ahok juga tak lagi meminta sumbangan bus Transjakarta kepada pihak swasta. Ini agar pengadaan bus sepenuhnya dilakukan oleh para operator sehingga kualitasnya dapat terjamin dan dikontrol langsung oleh PT Transjakarta.
"Kita hentikan sumbangan untuk Transjakarta dari swasta. Kita dorong ke bus tingkat aja. Bus Transjakarta kita minta operator yang beli," tutur dia.
Sebelumnya, bus Transjakarta merek Yutong rute ekspres Kalideres-Blok, mengalami kebakaran di depan Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, tepatnya di Halte Masjid Agung. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.35 WIB.
Bus gandeng Yutong berjumlah 30 armada dan mulai dioperasikan sejak 15 Januari 2014 lalu untuk rute Pulogadung-Harmoni-Kalideres. Dengan nilai kontraknya sebesar Rp 113,856 miliar dan PT Korindo Motor sebagai pemenang tender.
Ahok: Mending Nggak Ada Bus Transjakarta, Daripada Bikin Takut
Bertambahnya kasus bus Transjakarta yang terbakar, membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gerah.
Advertisement