Liputan6.com, Jakarta - Pengelola mengaku, Bus Transjakarta bernomor B 7470 IV jurusan Kota-Blok M yang terbakar hingga meledak di Halte Masjid Agung, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan siang tadi adalah armada baru dan beroperasi awal Januari 2014. Dari data yang dimiliki pengelola, bus tersebut tidak memiliki masalah pada mesin.
"Kalau kita lihat dari bus-nya ini sih nggak ada trouble. Bus ini tahun 2013 dan operasinya sejak tanggal 22 Januari 2014," ujar Humas Transjakarta Sri Ulina Pilem, di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Sri Ulina menjelaskan, awalnya ledakan berasal dari ban yang pecah. Namun setelah melihat kepulan asap, ternyata ledakan berasal dari sisi belakang bus. Tak pelak, seluruh badan bus pun habis terbakar.
"Pas diperiksa ada asap disemprot tapi langsung api membesar dan api langsung melebar bahkan kena ke halte. Tinggal rangkanya bus saja yang tersisa, hampir semuanya habis," kata dia.
Sri Ulina menuturkan, meski tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, pihaknya mengalami kerugian secara materiil. Hanya saja dia belum merinci berapa jumlah kerugian tersebut. "Kerugian materil bus dan halte," singkatnya
Hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kejadian itu. Dia pun memastkan akan mengundang pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dari armada bus itu untuk pengecekannya.
"Memang ini kejadian yang fatal, tapi akan kita tindak lanjut sekecil apapun. Harapan lainnya penumpang ikut membantu mengawasi petugas. Seperti mesin mati dan AC panas," tandas Sri Ulina.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok geram atas terbakarnya bus Transjakarta merek Yutong yang terbakar itu. Dia mempertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi, karena bus tersebut baru dioperasikan selama 8 bulan.
"Mana ada sih beli barang baru setahun sudah kebakar? Mesti selidiki aja. Ini barangnya apa KW 2 apa KW 5? Belum setahun malah," tegas Ahok itu di Balaikota Jakarta.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku sebenarnya dia tak meragukan produk Tiongkok (China). Karena sebenarnya hampir seluruh kendaraan dan teknologi di Indonesia menggunakan produksi negara itu. (Ein)