Liputan6.com, Jakarta - Lapisan dinding dari logam Gedung Blok G Balaikota Jakarta sore tadi ambruk hingga menimpa atap Gedung di ruang kerja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang karib disapa Ahok itu pun langsung berlarian keluar ruangan bersama ajudan dan stafnya. Sebab sempat terlintas di pikirannya Balaikota terkena bom.
"Pas bunyi beruntun, saya pikir kena bom, roboh, atau apa?" ucap Ahok usai menerima laporan Kepala Dinas Perumahan DKI Yonathan Pasodung, Kamis (28/8/2014).
Saat mendengar bunyi reruntuhan, Ahok mengaku dirinya tengah diwawancara oleh Majalah Economist dari Hong Kong. Awalnya ia sempat memikirkan terjadi gempa. Namun kemudian ia berpikir kemungkinan ada serangan bom atau gedung yang roboh.
"Saya pikir ini bisa langsung hantam. Makanya saya minta kita lari aja ke depan. Kalau gempa jangan lari, ngumpet di kolong meja. Kalau gedung roboh, bisa nimpa kita. Saya paling deket, persis samping saya jatuhnya," jelas Ahok.
Pemikiran tentang bom itu muncul di benak Ahok karena tak mungkin terjadi gempa. Beberapa waktu lalu Balaikota juga sempat diancam bom oleh pihak tak dikenal.
"Nggak. Karena saya pikir kalau nggak ada gempa, apalagi? Kan nggak gempa. Berarti ada apa," ujar Ahok.
Namun, meski terjadi insiden roboh tersebut, tak membuat ia langsung pindah ruangan. "Nggak pindah ruanganlah. Saya nggak, atas yang kena," cetus mantan bupati Belitung Timur ini. (Sss)
Ahok: Lapisan Logam Balaikota Roboh Saya Kira Bom
Saat mendengar bunyi reruntuhan, Ahok mengaku dirinya tengah diwawancara oleh Majalah Economist dari Hongkong.
Advertisement