Liputan6.com, Sumatera Utara - Dampak normalisasi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari lalu berbeda di beberapa daerah, akibat pembatasan pasokan BBM subsidi oleh pemerintah.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (29/9/2014), seorang perempuan memprotes petugas dari Pertamina yang mengawasi SPBU di Gunung Sitoli, Sumatera Utara. Itu karena ia dilarang membeli bahan bakar minyak bersubsidi dengan menggunakan jeriken, padahal saat ini solar tengah sulit didapat di Tano Niha, Gunung Sitoli.
Protes perempuan tersebut berhasil, ia akhirnya diperbolehkan membeli BBM dengan jeriken. Hal ini membuat ratusan jeriken lainnya juga harus diisi.
Abkibatnya aksi protes tersebut memaksa sopir antre lebih panjang untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Antrean seperti ini sudah berlangsung selama sepekan.
Antrean juga terjadi di Temanggung, Jawa Tengah baik roda 2 maupun 4 menunggu giliran mendapatkan BBM sejak siang hingga sore hari. Padahal pengelola SPBU mengaku pasokan dari Pertamina telah normal lagi sehingga harusnya sudah tak ada lagi antrean.
Sementara situasi berbeda terlihat di Klaten, Jawa Tengah. Tak ada lagi antrean panjang yang tampak di sejumlah SPBU kota ini. Semua kendaraan bermotor yang datang bisa langsung dilayani oleh petugas SPBU.
Pengelola SPBU mengaku pasokan BBM juga telah normal sejak hari Selasa 26 Agustus lalu. Ia menilai antrean yang masih terjadi di tempat lain hanya karena masalah kepanikan warga. (Ein)
Baca juga:
Pembatasan BBM, Mesin Diesel Petani Bangkalan Tak Beroperasi
Menginap di SPBU Demi BBM Premium dan Solar
Baca Juga
BBM Langka Bikin Lalu Lintas Malioboro Lengang
Advertisement