Sukses

Kisah Pelarian Tersangka Pencabulan 9 Anak

Pelaku sempat kabur ke Jakarta dan Surbaya, kemudian kembali ke Kubu Raya karena lelah melarikan diri.

Liputan6.com, Pontianak - Buronan pelaku pencabulan terhadap 9 siswa SMP di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, akhirnya dibekuk tim Buser Polda Kalbar.

Feri (28), seorang guru bela diri, dibekuk petugas saat tiba di Bandara Supadio Pontianak, pada Rabu 27 Agustus 2014. Saat digelandang ke Mapolda Kalbar, pelaku hanya diam tertunduk lesu. “Ndak tentu di Jawanya di mana. Kadang saya di pesantren saat pelarian,” ucap pelaku mengenai pelariannya.

Feri menjadi buronan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat selama 12 hari. Dia kemudian berhasil dibekuk di ruang kedatangan Bandara Supadio Pontianak. Tanpa perlawanan, pelaku digiring ke Mapolda Kalbar.

Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto mengungkapkan, kekerasan seksual dilakukan pelaku karena pernah disodomi saat duduk di kelas III SD.

"Menurut pengakuan tersangka, ia juga pernah menjadi korban sodomi waktu masih duduk di kelas III SD," ujar Arief. Polisi masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui apakah perbuatan keji pelaku terhadap 9 siswa SMP, dilakukan atas dasar balas dendam atau tidak.

Menurut Arief, pelaku melarikan diri dari rumahnya di Desa Punggur Kecil, Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya, setelah kasus sodomi itu heboh. Ia kabur dengan berjalan kaki dari rumahnya hingga perempatan Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak.

Setelah itu tersangka menumpang kendaraan bak terbuka menuju Bandara Supadio. Lalu pada Minggu 17 Agustus 2014 pagi, tersangka berangkat ke Jakarta menggunakan maskapai Sriwijaya Air, dan transit di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Surabaya.

Arif menjelaskan, selama pelarian, pelaku menginap di rumah temannya bernama Helmi di Bondowoso. Kemudian berpindah-pindah dari masjid ke masjid hingga sampai di Jakarta sambil menunggu kiriman tiket dari adiknya.

"Pelaku ini sudah capek melarikan diri. Lalu pada Rabu pulang ke Pontianak menggunakan maskapai Sriwijaya. Setibanya di Bandara Supadio Pontianak, langsung kami amankan," papar Arief.

Kasus kekerasan seksual yang menimpa 9 murid SMP ini mencuat setelah keluarga korban melapor ke kepolisian setempat. Atas laporan itu, Kepolisian Resor Kota Pontianak membentuk tim khusus.

"Saat ini yang resmi melapor ke Polresta Pontianak sudah 6 korban. Tapi, kami memperkirakan akan ada tiga anak lagi yang menjadi korban pencabulan yang dilakukan PF ini,” kata Kepala Polresta Pontianak Komisaris Besar Polisi Harianta di Kota Pontianak.

Harianta menjelaskan, modus yang digunakan guru beladiri itu yakni dengan memanggil muridnya untuk berbagai alasan. Bahkan ada yang dipanggil ke rumahnya. Tak hanya itu, kata Harianta, pencabul juga memberikan doktrin-doktrin tertentu.

"Setelah itu korbannya difoto, bahkan dalam keadaan telanjang. Korban juga diancam agar menuruti kemauan pelaku," ucap dia.

Para korban kini mengalami trauma. Bahkan mereka enggan mengikuti latihan bela diri lagi. (Yus)