Liputan6.com, Jakarta - Abal-abal, rasanya tak salah bila istilah yang berarti kacangan atau bermutu rendah itu disematkan pada bus Transjakarta.
Dalam Kopi Pagi yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (31/8/2014), salah satu bukti kualitas bus abal-abal itu adalah pada Kamis pagi 28 Agustus lalu, bus Transjakarta bermerek Yutong terbakar.
Baca Juga
Pagi itu setiba di halte bus Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan terdengar letusan dari bagian belakang bus gandeng bernomor polisi B7370IV itu seperti suara letusan ban.
Advertisement
Belum hilang kekagetan awak dan penumpang, api tiba-tiba muncul dari ruang mesin di bagian belakang bus. Awak bus berusaha untuk memadamkan api dengan alat pemadam api ringan, tetapi sia-sia. Kobaran api dengan sekejap membesar dan memangsa seluruh badan bus, bahkan sebagian halte Masjid Agung pun ikut terbakar.
Untunglah tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden itu. Hal itu mungkin karena penumpang bus tidak terlalu banyak. Saksi mata memperkirakan saat itu penumpang hanya sekitar 20 orang. Tak terbayangkan apa yang terjadi bila bus disesaki oleh penumpang.
Belum jelas benar penyebab bus Transjakarta itu terbakar. Diduga api dipicu oleh korsleting pada sistem kelistrikan di bagian mesin. Yang jelas bus buatan Cina bermerek Yutong itu sebenarnya masih sangat baru karena dibuat tahun 2013 dan baru dioperasikan awal tahun 2014.
Pemda DKI Jakarta untuk sementara mengandangkan 29 unit bus merek Yutong lainnya. Bus-bus itu akan diperiksa kelayakannya sebelum dioperasikan lagi. Langkah itu perlu dilakukan untuk menghindari resiko berulangnya insiden serupa. Bagaimana pun keselamatan penumpang dan awak bus adalah prioritas.
Digadang-gadang sebagai moda transportasi unggulan yang aman, nyaman dan terjangkau di Ibukota, bus Transjakarta pertama kali dioperasikan lebih dari 10 tahun lalu, tepatnya 15 Januari 2010. Benar saja, bus Transjakarta selalu padat penumpang. Pada jam-jam sibuk penumpang pun harus antre di halte-halte untuk kemudian berdesakan di dalam bus.
Tingginya minat masyarakat sayangnya tak diiringi dengan tingginya tingkat keamanan bus Transjakarta. Berulangkali bus ini dilanda musibah, yang paling sering adalah kebakaran.
Sejak 2012 hingga 2014 saja setidaknya terjadi 12 kasus kebakaran bus Transjakarta. Misalnya kebakaran bus Transjakarta di Bundaran HI pada 2 Juni 2012 dan 8 April 2014 lalu sebuah bus Transjakarta terbakar di Jalan Guntur dekat Pasar Rumput.
Yang juga menjengkelkan adalah mogok. Tak terhitung sudah berapa bus Transjakarta yang mogok di tengah jalan. Pada 7 Agustus lalu bahkan sebuah bus Transjakarta gandeng putus sambungannya saat sedang melaju di Jatinegara. Bus bermerek Inobus produksi PT Inka itu bagai terbelah dua.
Bila Pemda DKI Jakarta tidak sungguh-sungguh membenahi Transjakarta, baik dalam pengadaan bus, perawatan maupun operasionalnya, masyarakat pengguna bus akan selalu merasa was-was. Padahal warga sangat membutuhkan transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau yang dulu ditawarkan oleh bus Transjakarta. (Ado)
Baca Juga:
Bus Transjakarta Terbakar, DPRD DKI Akan Panggil Dishub
Bus Transjakarta Terbakar, Ahok Ogah Beli Bus Abal-abal
29 Bus Transjakarta Merek Yutong Ditarik