Liputan6.com, Pandeglang - Malangnya nasib Johan, pemuda asal Kampung Kalapa Nunggal, Desa Majau, Saketi, Pandeglang. Ia mengalami pembusukkan kaki kanan, setelah digigit ular 20 tahun silam.
"Dulu pernah berobat saat digigit ular itu. Tapi untuk pengobatan kaki, sekarang ini belum berobat. Tidak ada uang," kata Johan saat ditemui di rumah panggung milik neneknya yang terbuat dari bilik bambu.
Saat ditemui, Johan sedang menahan perih karena lukanya yang semakin membusuk dan membesar. Meski menahan rasa sakit, dirinya masih mampu menebar senyum ramahnya kepada sejumlah jurnalis yang menemuinya.
Awal musibah yang menimpa Johan adalah ketika ia yang baru berusia 9 tahun digigit ular, saat bermain di ladang bersama teman-temannya. Karena sang nenek tak memiliki biaya berobat, maka Johan hanya mendapatkan perawatan dari puskesmas di desanya.
Saat pengobatan, hanya bisa ular yang mampu dihilangkan. Namun seiring waktu, luka bekas gigitan di kaki kanannya semakin melebar dan menjadi parah.
Johan mengaku ingin segera sembuh dari penyakitnya tersebut, agar dapat bekerja membantu sang nenek. Meski harus diamputasi. Tapi hingga kini dirinya belum mendapatkan perhatian dari pemerintah sama sekali.
"Saya pengen sembuh, tapi caranya bagaimana? Saya nggak ada uang," lanjut Johan yang ibunya meninggal dunia sewaktu ia masih kecil. Sementara bapaknya sudah menikah lagi, dan hidup dengan keluarga baru.
Kondisi itu membuat Johan terpaksa tinggal berdua bersama Sati, neneknya. Dengan kehidupan seadanya. Hal itu menjadi semakin memprihatinkan, kala ia tak lagi bisa banyak beraktivitas pasca-digigit ular. (Sss)
Pria Ini Menahan Perih Digigit Ular Tak Diobati Selama 20 Tahun
"Saya pengen sembuh, tapi caranya bagaimana? Saya nggak ada uang."
Advertisement