Saudi Diminta Klarifikasi Isu Pemindahan Makam Nabi Muhammad

Koran Inggris Melintir Kabar Pembongkaran Makam Nabi Muhammad? — Laporan rencana pembongkaran makam Nabi Muhammad yang dimuat The Independent

Liputan6.com, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan mengirim delegasi yang terdiri dari kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU) ke Arab Saudi. Delegasi itu ditugaskan untuk mengklarifikasi rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW yang belakangan kembali mengemuka.

"Tim akan bertemu dan berkoordinasi dengan ulama dan Pemerintah Arab Saudi. Tim ini akan melakukan verifikasi keaslian berita pemindahan makam Nabi yang selalu dimunculkan dan membuat kekhawatiran umat seluruh dunia," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Jakarta, Jumat (5/9/2014).

Dia menjelaskan, PKB sebagai bagian dari representasi Islam Ahlussunah Wal Jamaah di Indonesia juga meminta pernyataan dan jaminan resmi bahwa Pemerintah Arab Saudi tidak akan pernah melakukan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW dengan dalih apapun.

"Pernyataan resmi Pemerintah Arab Saudi ini penting untuk mengakhiri polemik tentang rencana pemindahan makam Nabi. Jika Pemerintah Arab Saudi tidak segera mengeluarkan pernyataan resmi tentang pemindahan makam Nabi, hal ini akan mengundang ketidakpastian dan menimbulkan bibit-bibit pertentangan dalam tubuh umat Islam seluruh dunia," kata Muhaimin.

Ia mengatakan pernyataan tentang tidak adanya rencana Pemerintah Arab Saudi untuk memindahkan makam Nabi Muhammad SAW tidak bisa diwakili Menteri Agama RI, karena Menag bukanlah corong Duta Besar Arab Saudi.

"Harusnya pihak Dubes Arab Saudi yang langsung mengeluarkan pernyataan resmi melihat betapa sensitifnya masalah ini bagi sebagian besar umat Islam di dunia, khususnya Indonesia," kata Muhaimin.

Muhaimin mengatakan, bagi umat Islam, makam Nabi Muhammad SAW merupakan tempat suci. Setiap hari, banyak jemaah yang berdoa di sana, terlebih saat musim haji. Karena itu, lanjut dia, memindahkan makam Nabi Muhammad SAW sama dengan melukai umat Islam.

Menurut Muhaimin, ada dasar yang kuat bagi umat Islam untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Yakni sabda Nabi sendiri.

"Man zarani bada wafaati fa ka annama zaraani fi hayaati. Artinya, barang siapa menziarahiku sesudah wafatku, maka seakan-akan menziarahiku pada masa hidupku," kata Muhaimin mengutip hadits Nabi Muhammad SAW.

PKB meminta kepada Pemerintah RI melakukan segala upaya diplomasi mencegah upaya pemindahan makam Nabi Muhammad SAW dan meminta pimpinan DPR yang menjadi anggota parlemen negara-negara Organisasi Kerjasama Islam agar menggalang dukungan penolakan pemindahan makam Nabi.

Menurut Muhaimin, apa yang terjadi dengan makam Nabi di Arab Saudi patut dicermati. Hal serupa bukan tidak mungkin terjadi di Tanah Air karena gerakan Islam radikal dan Wahabisme yang telah menyusup di Nusantara.

"Jika dibiarkan dan tidak diantisipasi, gerakan ini akan terus membesar dan pada akhirnya bisa melakukan tindakan untuk merusak situs sejarah dan budaya Islam Indonesia," katanya.

PKB, kata Muhaimin, akan berdiri terdepan melawan radikalisme dan Wahabisme di Indonesia karena tidak sejalan dengan Islam cita rasa Nusantara yang menjadi landasan perjuangan PKB.

Rencana pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW kembali mengemuka seiring munculnya dokumen konsultasi yang dipimpin akademisi terkemuka Arab Saudi. Dokumen setebal 60 halaman tersebut belakangan sudah dimuat di jurnal kerajaan dan harian The Independent, yang kemudian dipublikasikan oleh beberapa media lainnya.

Sejauh ini, belum ada klarifikasi langsung dari pihak Arab Saudi secara resmi. Hanya berdasarkan keterangan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berdasarkan apa yang disampaikan Duta Besar Arab Saudi, Mustofa Ibrahim Al Mubarok.

"Itu bukan sikap resmi Pemerintah Saudi Arabia. Bisa jadi itu adalah bagian dari fitnah yang tidak semestinya di-publish ke masyarakat. Dubes minta masyarakat tidak perlu terpancing emosi," kata Menag Lukman Hakim di Kantor Kemenag, kawasan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, 4 September. (Ant)