Liputan6.com, Pemalang - Sejumlah titik api muncul di hutan lindung beberapa saat setelah letusan yang disertai lontaran lava pijar dari kawah Gunung Slamet. Kepulan asap putih membumbung tinggi dari mulut gunung. Hutan lindung yang berada di radius 2 kilometer dari kawah ikut terbakar akibat lontaran lava pijar yang terjadi terus-menerus.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (13/9/2014), dentuman keras juga mengakibatkan getaran hebat yang dirasakan warga yang bermukim dalam radius 5 sampai 6 kilometer dari puncak gunung.
Menyusul terus meletusnya Gunung Slamet, pos-pos pengungsian telah disiagakan. Menurut Komandan Kodim Pemalang Letkol Luthfi, kini seluruh personelnya sudah siaga di masing-masing permukiman penduduk.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah pun terus membenahi jalur evakuasi untuk pengungsian warga. Sejumlah jalur penghubung dari pemukiman warga lereng gunung ke tempat pengungsian telah disiapkan.
Bupati Purbalingga mengimbau warga di lereng Gunung Slamet agar waspada dan bersiap untuk mengungsi bila terjadi erupsi. Sejumlah titik jalur evakuasi merupakan jalur di lereng gunung yang menghubungkan jalan desa dan jalan raya ke arah Ibukota kecamatan. Jalur evakuasi tersebut merupakan jalan utama yang harus di lalui warga bila diperlukan untuk mengungsi.
Sejauh ini aktivitas Gunung Slamet yang membelah 5 kabupaten yakni Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas dan Purbalingga terus meningkat.
Kendati Gunung Slamet tertutup awan, namun tetap mengeluarkan lava pijar dan mengeluarkan suara dentuman puluhan kali dalam 1 hari. Semburan asap dari kawah bisa mencapai radius 400 hingga 800 meter.
Baca juga:
Baca Juga
Mbah Rono: Letusan Gunung Slamet Tak Ada 1/100 Merapi
Advertisement
Basarnas: Tak Terdengar Letusan Gunung Slamet Sampai Pagi Tadi
Mbah Rono: Aktivitas Gunung Slamet Fluktuatif
(Sss)