Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Wakentum) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Suharso Monoarfa mengatakan, tidak ada penzaliman dan penjebakan terhadap Suryadharma Ali (SDA). Pemecatan SDA melalui keputusan Rapat Pengurus Harian (RPH) DPP pada 9 September lalu.
"Agendanya jelas. Kita tidak menjebak beliau (SDA), beliau kan lebih banyak dengan asumsinya, ya susah?," kata Suharso di sela Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Minggu (14/9/2014).
Suharso mengatakan, partainya tetap menjunjung tinggi praduga tak bersalah kepada SDA. Di mana dia saat ini berstatus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Suharso menjelaskan pula, dirinya juga sudah mengusulkan memberikan pembelaan? kepada SDA. Mengingat, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) SDA dinilai melanggar sehingga harus dipecat dari jabatan ketum.
"Kami mengedepankan (asas) praduga tak bersalah, itu saya hormati. Pada saat rapat (RPH) saya hadir, saya katakan partai harus memberikan pembelaan, saya menyarankan dalam rapat itu, karena tersedia dalam AD/ART," kata Suharso.
Lalu apakah ada upaya perdamaian antara DPP PPP dengan SDA? Suharso mengaku belum mengetahui. Tapi yang pasti, dia tidak menginginkan kedua kubu larut dalam 'perkelahian'.
"Kita lihat saja, kita kan tidak hanyut di dalam pertikaian itu, tidak ada. Kita sekali lagi tidak dalam posisi membenci beliau (SDA). Atas dasar kebencian, sama sekali tidak. Waktu rapat pun sangat demokratis," ujar dia.
Suryadharma Ali resmi dipecat sebagai Ketum DPP PPP. Pemecatan itu merupakan hasil keputusan Rapat Pengurus? Harian (RPH) DPP PPP. Status tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2012-2013 di Kementerian Agama jadi salah satu dasar pemecatan bekas Menteri Agama tersebut.
Sebagai balasan pemecatan dirinya, SDA memecat balik jajaran kepengurusan harian DPP PPP. Yang dipecat SDA antara lain, Ketua Plt DPP PPP Emron Pangkapi, Waketum Lukman Hakim Saefudin, dan Waketum Suharso Monoarfa serta Sekjen PPP Romahurmiziy. SDA kemudian membentuk susunan kepengurusan baru.
Implikasinya, terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang Kabah tersebut. Kedua kubu juga saling klaim di antara masing-masing jajaran pengurus pusat PPP.
Suharso Monoarfa: Pemecatan SDA Bukan Jebakan
Suharso mengatakan, partainya tetap menjunjung tinggi praduga tak bersalah kepada SDA.
Advertisement