Liputan6.com, Yogyakarta - Kekeringan melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada musim kemarau saat ini. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi menyatakan kekeringan yang melanda Yogyakarta ini masih dalam taraf normal dan bisa ditangani kebutuhan air, khususnya air minum.
Gatot menjelaskan, kekeringan melanda kabupaten dan kota di DIY. Namun, Gatot menyebut Kabupaten Gunungkidul mengalami dampak kekeringan yang merata di beberapa wilayah.
Walaupun Gunungkidul paling banyak terdampak kekeringan, imbuh Gatot, BPBD DIY tidak membedakan dalam penanganan kekeringan.
"Tugas kami memonitor dan ada indikasi adanya peningkatan kebutuhan air. Di Gunungkidul itu merata, Bantul itu di lokasi tertentu seperti di Siluk, Imogiri dan Selopamioro. Kulonprogo itu ada di Samigaluh dan Kalibawang. Sleman itu di Prambanan. Prinsipnya ada indikasi terjadi peningkatan kekeringan," ujar Gatot kepada Liputan6.com Senin (15/9/2014).
Gatot sedang berkoordinasi dalam penanganan kekeringan di Yogyakarta. Koordinasi ini untuk menentukan langkah yang harus dilakukan jika masa kekeringan ini sampai awal Oktober mendatang. Pihaknya juga telah memetakan lokasi yang rawan kekeringan.
"Kami berkoordinasi dengan pihak terkait PDAM, Dinas PU dan BMKG. Koordinasi dengan BMKG berjaga kekeringan panjang hingga awal Oktober," ujar dia.
BPBD DIY juga telah melakukan 3 langkah untuk mengatasi kekeringan di DIY. Salah satunya mendekatkan sumber air kepada daerah yang mengalami kekeringan seperti pipanisasi. "Ada tiga langkah kami. Penyaluran air, lalu mendekatkan dengan sumber air dan mencari sumber air baru," pungkas Gatot.
BPBD DIY: Kekeringan Merata di Gunungkidul
Walaupun Gunungkidul paling banyak terdampak kekeringan, BPBD DIY tidak membedakan dalam penanganan kekeringan
Advertisement