Liputan6.com, Jakarta - Pohon dan spanduk penolakan menyambut mereka yang memasuki Rt 8/Rw 2 Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat. Para warga menolak upaya penggusuran permukiman mereka.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (16/9/2014), setelah negosiasi, alat berat bisa membongkar rumah-rumah yang berada di pinggir kali itu. Ada 113 rumah yang harus dibongkar karena berada kurang dari 7,5 meter dari bibir Kali Grogol.
Baca Juga
Di tempat lain di kali yang sama, para warga memilih untuk membongkar sendiri rumahnya. Hal itu dilakukan setelah warga mendengar kabar mengenai ganti rugi yang akan diberikan pemerintah.
Advertisement
Tetapi tak semua orang percaya puluhan warga bantaran kali itu memilih berdemonstrasi di depan Kantor Balaikota. Rumah mereka direncanakan untuk dibongkar Rabu 17 September besok.
Massa yang kebanyakan wanita lanjut usia itu dengan bersemangat meminta Jokowi-Ahok menghentikan penggusuran itu. Mereka beralasan tak tahu harus tinggal di mana jika rumahnya digusur.
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut akan tetap menggusur pemukiman itu besok. Keberatan warga itu dinilainya tak beralasan karena Ahok telah memberikan mandat kepada Walikota untuk memberikan rusun kepada warga yang memilik KTP dan KK.
Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 3,9 triliun pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk penggusuran di 80 titik. Prioritas diberikan pada bangunan yang menempati bantaran kali banjir kanal. (Mvi)
Baca Juga:
Terkena Proyek MRT, 51 Bangunan di Jalan Fatmawati Digusur Paksa
Tolak Digusur, Puluhan Warga Rawa Buaya Demo di Kantor Transisi