Liputan6.com, Jakarta: Sejarah yang berubah mau tak mau membuat pelajaran berubah. Itulah yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah sekolah dasar. Kendati masuknya fakta baru mengenai tragedi Gerakan 30 September 1965 dinilai positif, ternyata, hal ini juga membuat para siswa mengeluh. Sebab, itu membuat mereka harus menghafal tambahan fakta lebih banyak.
Menanggapi keluhan para pelajar ini, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Indrajati Sidi mengakui, kesulitan yang dialami para siswa disebabkan sistem pengajaran yang cenderung bersifat hafalan. Untuk itu, pihaknya tengah mendorong perubahan metode pengajaran sejarah.
Rencana perubahan ini, Indrajati menambahkan, akan diserahkan kepada kebijakan tiap sekolah. Perubahan metode pengajaran dan sosialisasinya diharapkan dapat dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun.(RSB/Fransambudi dan Julianus)
Menanggapi keluhan para pelajar ini, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Indrajati Sidi mengakui, kesulitan yang dialami para siswa disebabkan sistem pengajaran yang cenderung bersifat hafalan. Untuk itu, pihaknya tengah mendorong perubahan metode pengajaran sejarah.
Rencana perubahan ini, Indrajati menambahkan, akan diserahkan kepada kebijakan tiap sekolah. Perubahan metode pengajaran dan sosialisasinya diharapkan dapat dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun.(RSB/Fransambudi dan Julianus)