Sukses

Ada Salon Kambing di Banyumas, Buat Harga Melejit

"Kambing bisa pedicure, atau creambath. Kalau creambath bisa nyampai Rp 100 ribu," kata pemilik salon kambing, Hardi.

Liputan6.com, Banyumas - Salon, selama ini identik dengan perempuan, pesolek dan berduit. Semua itu dilakukan untuk memanjakan diri dan merawat tubuh. Agar terlihat cantik, fresh, dan menarik tentunya. 

Namun, budaya "nyalon" ternyata tak hanya ada pada kaum hawa saja. Di Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ada satu salon unik. Salon kambing. Fungsinya sama, perawatan, mempercantik dan membuat lebih menarik, tapi untuk kambing.

Salon kambing itu biasa didatangi pelanggan pada hari-hari pasaran di Pasar Hewan Ajibarang. Letaknya di tengah pasar hewan terbesar di Kabupaten Banyumas itu.

Sang pemilik salon, Hardi (48) warga Desa Peningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas mengungkapakan, usahanya sudah berjalan sejak lima tahun lalu. Ia memasang tarif antara Rp 10-50 ribu per ekor kambing untuk sekali perawatan.

"Juga tergantung dengan perawatannya, bisa pedicure, atau creambath. Kalau creambath bisa nyampai Rp 100 ribu, karena dikasih obat anti bakteri dan pakai sampo khusus," katanya, Minggu (21/9/2104).

Menurut dia, fungsi salon kambing ini tak jauh beda dengan salon yang lazim bagi manusia. Bedanya untuk kambing yang dirapikan, yakni tanduk, bulu dan kaki. "Tanduk yang kepanjangan bisa melukai kulit dan mengakibatkan penyakit atau korengan," kata Hardi.

Untuk itu, tanduk harus dipotong. Namun, banyak pemilik kambing yang tak tahu cara memotong yang benar. Sehingga, datang ke tempat Hardi. "Setelah dipotong, luka kambing dapat langsung diobati."

Layaknya salon kecantikan, Hardi juga menggunakan alat-alat khusus untuk kambing-kambing yang akan "nyalon" itu.  Ada kikir, gerinda, gunting kebun, sisir, semir sepatu, dan gergaji. "Setelah masuk salon, kambing jadi kelihatan lebih gagah, nilai penjualan bisa naik, atau pun jika cacat bisa diobatin," katanya.

Namun, kata Hardi perawatan yang dapat mendongkrak harga itu tak mengabaikan aturan-aturan agama. "Sesuai aturan yang ada, jika dirapikan seperti ini adala rangan atau tidak. Alhamdulillah tidak ada larangan," ujar Hardi sembari menangani para "pelanggannya".

Pada hari-hari biasa, Hardi melayani antar 10-20 ekor kambing. Namun itu dapat melonjak jika menjelang Hari Raya Kurban.

Yusuf, seorang warga Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Banyumas yang mengantarkan kambingnya di tempat Hardi mengatakan, ia cukup puas dengan garapan salon kambing itu.

"Biar rapi, sebab harga akan ada selisihnya kalau kambing kelihatan gagah. Bisa mencapai Rp 200 hingga Rp 300 ribu," kata Yusuf.

Yusuf mencontohkan, harga kambingnya sebelum dimasukkan salon ditaksir sekitar Rp 3 juta, tapi setelah keluar salon dan tampak rapi, sudah ada yang nawar Rp 3,2 juta.

"Ini juga mau di kirim ke Jakarta untuk untuk kurban, jadi dibersihkan dan dirapikan. Kemarin pada berantem jadi tanduknya ada yang rusak," kata Yusuf. (Yus)