Liputan6.com, Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) menolak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta. Mereka mengancam berdemonstrasi menentang Wakil Gubernur DKI Jakarta itu di Balikota DKI Jakarta hari ini.
FPI mengimbau kepada seluruh umat Islam Jakarta, habaib, kiai, ormas Islam, ormas Betawi, pondok pesantren, majelis ta’lim, mahasiswa, dan tokoh masyarakat untuk mengikuti 'Aksi Akbar' bersama FPI ke Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Baca Juga
"Pada Rabu 24 September 2014, pukul 09. 00 WIB - selesai berkumpul di Petamburan III, markas Front Pembela Islam (FPI) Jakarta," demikian keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (22/9/2014) malam.
Advertisement
Dalam keterangan tersebut, juga disebutkan agenda aksi tersebut, yakni penolakan Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta. "Dengan memperhatikan dan menimbang berbagai alasan, DPD FPI Jakarta, telah mengeluarkan Maklumat yang isinya antara lain, pertama DPD FPI DKI Jakarta menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta."
"Kedua, DPD FPI DKI Jakarta menyerukan agar Kemendagri dan DPRD DKI Jakarta tidak melantik Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ketiga, DPD FPI DKI Jakarta menyerukan pemilihan Gubernur baru melalui DPRD DKI Jakarta atau referendum rakyat Jakarta untuk menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta," demikian keterangan tertulis tersebut.
Ketua FPI DKI Salim Alatas sebelumnya mengatakan, pihaknya memasang spanduk menolak Ahok menjadi Gubernur DKI di 5 wilayah DKI. FPI juga akan menggeruduk DPRD DKI di Kebon Sirih, pada 24 September.
"Kita sebar di 5 wilayah, kita tolak Ahok. Kita juga akan demo besar-besaran ke DPRD DKI," ujar pria yang dikenal dengan nama Habib Selon itu, Kamis 18 September.
Ahok Tetap Santai
Sementara menanggapi rencana FPI, Ahok mengaku tak terpengaruh dengan ancaman FPI tersebut. Dia malah santai dan menyambut baik demonstrasi FPI. "Biasa saja, namanya juga FPI," kata Ahok dengan nada santai di Balaikota Jakarta, Kamis 18 September.
Pria yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI itu mengatakan, sudah sering didemo oleh berbagai organisasi masyarakat (ormas). Jika merasa terancam, Ahok mengaku akan meminta bantuan polisi. Dengan demikian, dirinya merasa tak khawatir lagi terhadap berbagai ancaman yang datang padanya.
"Kalau (FPI) mau demo, lapor polisi dulu. Kalau sudah lapor polisi dan dapat izin, baru boleh demo. Ini zaman demokrasi, semua orang boleh demo menyatakan pendapat. Kalau mereka teriak-teriak, ya saya dengarkan saja sambil kerja dari sini," kata Ahok seraya menunjuk sebuah jendela di ruang kerjanya yang langsung menghadap halaman Balaikota.
Menanggapi penolakan dirinya sebagai Gubernur DKI, Ahok justru menanggapi dengan nada gurau. Ahok mengatakan bila FPI menolak dirinya, maka sebaliknya ia menolak Ormas tersebut.
"Saya mah biasa-biasa saja. (FPI tolak Ahok jadi Gubernur DKI) Aku juga tolak FPI," imbuhnya di Balaikota, Jakarta, Senin 22 September.
Meski demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu menuturkan dirinya tak melarang FPI melakukan demo, selama dilakukan sesuai prosedur. Mantan Bupati Belitung itu juga tak tahu berapa jumlah massa yang dikerahkan DPI.
"Kalau mau demo, yang penting sudah ajukan surat ke polisi, ya boleh demo. Nggak tahu (berapa jumlahnya)," ungkap Ahok seraya menambahkan akan tetap ngantor meski didemo FPI. (Mvi)
Â