Liputan6.com, Jakarta - Dalam sidang paripurna penentuan nasib RUU Pilkada dini hari tadi, Partai Demokrat tiba-tiba walk out sebelum voting digelar. Demokrat mengaku, hal tersebut dilakukan lantaran tidak mendapat dukungan dari fraksi-fraksi di DPR tentang opsi ketiga atau 10 syarat Pilkada langsung di forum lobi.
"Sehingga sesuai ketentuan dari tata cara etika lobi Fraksi, kalau tidak ada (dukungan), maka kalau tidak mendapatkan kesepakatan, maka itulah yang dibawa (wal kout)," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).
Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini berkilah, mereka tidak mengetahui bahwa setelah melakukan lobi pertama yang berjalan 4 jam sebelum rapat diskors yang kedua kalinya itu mendapat dukungan dari fraksi yang mendukung Pilkada langsung.
"Ya itulah yang terjadi, nasib sudah yang terakhir Ketua Fraksi kami tidak mengetahui itu (ada dukungan). Namun demikian pada saat lobi Fraksi tidak ada dukungan, sehingga Ketua Fraksi kami melihat tidak ada dukungan, ya akhirnya walk out," ujar dia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu menyatakan, yang pasti partainya sudah merasa kecewa saat lobi pertama tidak mendapat dukungan dari fraksi yang mendukung Pilkada langsung.
"Yang jelas suara dukungan itu tidak terekspresikan di lobi fraksi, sehingga kami tidak bisa memasukkan opsi itu," tandas Syarief.
DPR resmi mengesahkan UU Pilkada tak langsung atau pemilihan melalui DPRD pada Jumat dini hari. Sebanyak 226 anggota DPR setuju Pilkada tak langsung, dan 135 anggota DPR setuju Pilkada langsung dari 361 anggota DPR yang bertahan hingga Jumat dini hari. (Mut)
Alasan Demokrat Walk Out dari Paripurna RUU Pilkada
Alasan ini dikemukakan Ketua Dewan Harian Partai Demokrat Syarief Hasan.
Advertisement