Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh merasakan keanehan dalam proses pengesahan Undang-undang Pilkada dalam rapat paripurna DPR, Jumat dini hari. Ia mempertanyakan sikap walk out (WO) yang diambil Fraksi Partai Demokrat.
"Partainya pemerintah itu yang paling utama tentulah Partai Demokrat. Ketika Demokrat walk out, sayang sekali. Ngapain ngajuin RUU?" kata Paloh usai Rapat Koordinasi Nasional dan Pembekalan Anggota DPRD Terpilih PKPI di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2014).
Padahal, menurut dia usulan RUU Pilkada merupakan inisiatif dari pemerintah didukung Partai Demokrat. Ketika pertama kali RUU diajukan oleh Kemendagri, satu-satunya partai yang setuju hanya Demokrat. Kemudian, usai Pilpres 2014 Demokrat mengubah langkah politiknya yakni menolak pilkada langsung dengan mengajukan 10 syarat.
"Itu yang harus dipahami oleh masyarakat," ucap Paloh.
Dia juga menyayangkan SBY sebagai Ketua Umum Demokrat yang akhirnya tidak dapat membuat para kadernya sejalan dengan sikap dia. Partai dengan perolehan terbesar di 2 kali pemilu itu ternyata tak bisa mengubah suatu keputuasan dan justru memilih WO.
"Itu menurut saya masyarakat pun nggak habis pikir. Ya yang paling tahu strateginya ya Pak SBY, kenapa WO," kata dia.
Namun, sebagai Ketua Umum Nasdem, dia mengatakan akan taat dan menghargai keputusan terkait RUU Pilkada yang sudah diambil oleh DPR RI.
Surya Paloh: Ngapain Mengajukan RUU Kalau Walk Out?
Ia mempertanyakan sikap walk out yang diambil Fraksi Partai Demokrat sebagai parpol pendukung pemerintah yang mengajukan RUU Pilkada.
Advertisement