Liputan6.com, Jakarta Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK telah mengumumkan komposisi kabinet yang akan melaksanakan program kerja pemerintahannya. Dari 34 pos kementerian, 18 terdiri dari kalangan profesional dan 16 profesional dari kalangan partai politik.
Menurut Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, konsep yang disampaikan Jokowi-JK ini ternyata tidak bisa mengakomodir kepentingan relawan yang membantunya saat Pilpres 2014.
"Artinya apa? Jokowi lebih enjoy kepada elit partai setelah komposisi diumumkan. Itu artinya goodbye kepada relawan," ujar Uchok Sky Khadafi dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (28/9/2014).
Relawan yang mendukung pasangan Jokowi-JK ini, lanjut Uchok, memang tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan secara formal. Melainkan, difungsikan sebagai 'penyerang' saat pemerintahan yang akan datang mulai mendapat tekanan dari kelompok lain.
"Relawan itu nanti akan tetap dimanfaatkan Jokowi-JK dengan menciptakan musuh. Musuhnya siapa? Kayaknya Koalisi Merah Putih (KMP). Kan kemarin pasca KMP menang, muncul lagi relawan itu. Kasihan relawan itu," kata Uchok.
Pada kesempatan itu, Uchok juga memprediksi bahwa susunan kabinet tanpa transaksional yang kerap disampaikan Jokowi-JK tidak mungkin terjadi.
"Saya optimis bahwa ini nanti arahnya akan ada transaksi dengan tanda-tanda, misalnya ketika dia mengumumkan struktur kabinet seperti kabinet SBY dengan melibatkan partai, itu pertanda dia menuju kesana," pungkas Uchok Sky Khadafi.
Fitra: Kabinet Jokowi-JK Tidak Akomodir Kepentingan Relawan
Menurut Fitra, relawan yang mendukung pasangan Jokowi-JK tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan secara formal.
Advertisement