Liputan6.com, Jakarta - Terik matahari mengiringi upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di Monumen Pancasila Sakti, kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Para pelajar ikut serta dalam upacara ini.
Sejak pagi, panas matahari sudah menyinari lapangan upacara. Upacara baru berjalan selama 10 menit. Tapi, petugas kesehatan sudah mulai lalu lalang ke barisan untuk memapah peserta yang sudah mulai lunglai.
Pantauan Liputan6.com, Rabu (10/1/2014), satu demi satu pelajar tak kuasa menahan panas akhirnya harus ditandu ke luar lapangan.
Mulai dari siswa SD hingga mahasiswa, banyak di antara mereka tampak memegangi bagian perut atau kepala. Tak lama kemudian, mereka 'berguguran'. Ada yang tak kuat lalu duduk, ada pula yang pingsan.
Wajah mereka tampak sangat lemas dan lunglai. Petugas juga tampak kerepotan memapah satu per satu perserta upacara yang lemas dan pingsan.
Sedikitnya 10 peserta upacara terpaksa dibawa ke ruang perawatan yang sudah disediakan di belakang lapangan upacara, Lubang Buaya, Jakarta. Tak sedikit dari mereka yang harus dibantu dengan oksigen untuk memulihkan stamina.
"Biasanya mereka ini belum sarapan jadi lemas dan pingsan seperti ini," ujar salah seorang petugas kesehatan dari Pusdokkes Mabes Polri, Jakarta.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila atau lebih dikenal dengan Lubang Buaya. Ini merupakan yang kali terakhir bagi SBY untuk memimpin apel Lahirnya Pancasila. (Mut)