Liputan6.com, Jayapura - Lebih dari 2.000 karyawan PT Freeport Indonesia yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) memalang jalan masuk menuju areal tambang. Tepatnya di mile 72 dengan cara mendirikan tenda biru di tengah jalan. Pemalangan dilakukan pada dini hari tadi sekitar pukul 02.15 WIT.
Terkait aksi tersebut, Wakil Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, ribuan karyawan Freeport meminta pertanggungjawaban manajemen Freeport terhadap beberapa kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di arel tambang.
"Kami harap dalam unjuk rasa ini, mereka tetap menjaga keamanan dan ketertiban, tidak melakukan hal-hal yang anarkis," kata Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/10/2014).
Ribuan karyawan dalam aksinya juga memasang sejumlah spanduk yang bertuliskan: '4 orang Wanagon, 8 orang Boton Ore, 28 orang Underground, 4 orang Grasberg, harus ada yang bertanggung jawab.'
Juru bicara SPSI PT Freeport Indonesia, Julius Paroronga mengatakan, aksi yang dilakukan karyawan hari ini jelas untuk meminta pertanggungjawaban keselamatan kerja. Perbaikan keselamatan kerja yang selama ini ada, hanya menyangkut faktor alam dan cuaca.
"Perusahaan (Freeport Indonesia) harus mengambil langkah preventif untuk mengecek kasus keselamatan kerja, seperti sistem pengawasan dan prosedur serta memperbaiki prosedur keselamatan kerja. Aksi ini juga akan terus berlangsung hingga ada solusi bersama antara perusahaan dan karyawan," ucap Wakapolda Papua. (Mvi)
Ribuan Karyawan Freeport Blokade Akses ke Areal Tambang
Ribuan karyawan minta pertanggungjawaban manajemen Freeport Indonesia atas beberapa kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di arel tambang.
Advertisement