Liputan6.com, Jayapura - Pihak Freeport Indonesia mengaku aktivitas tambang terbuka di Grasberg, Tembagapura, Mimika, Papua, belum berjalan normal pasca-aksi blokade jalan di mile 72 atau akses masuk ke areal tambang yang dilakukan sekitar 2.000 karyawan perusahaan pada dini hari tadi.
Juru bicara PT Freeport Indonesia Daisy Primayanti mengatakan hingga saat ini perusahaan terus berdialog dengan karyawan untuk menyelesaikan masalah kecelakaan kerja. Selain pemalangan, areal tambang terbuka masih dilakukan investigasi oleh Inspektorat Tambang Kementerian ESDM," kata Daisy ketika dihubungi lewat telepon selulernya, Rabu (1/10/2014)
Menurut Daisy, upaya dialog bersama antara perusahaan dan karyawan tetap akan dilakukan. Daisy menjelaskan, sebenarnya Rabu ini adalah hari pertama dimulainya kembali kegiatan di sekitar tambang terbuka dan akan dilakukan serangkaian kegiatan tentang keselamatan kerja.
"Pembicaraan terkait prosedur keselamatan kerja sudah dijadwalkan. Artinya, kita ingin memperbaiki keselamatan kerja dan sebetulnya ini adalah perhatian utama perusahaan. Keselamatan kerja juga tanggung jawab bersama, termasuk tanggung jawab karyawan di lapangan."
"Misalnya saja karyawan harus memastikan subjek kegiatan kerja, tetap memperhatikan prosedur keselamatan. Perusahaan ingin bekerja sama dan memperketat prosedur keselamatan kerja, sehingga diharapkan tidak ada korban lagi ke depan," papar Daisy.
Sementara, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, pihaknya berupaya membuka akses jalan yang dipalang karyawan. Polisi menyiagakan lebih dari 150 anggotanya di daerah pemalangan.
"Kami berharap karyawan melakukan aksinya dengan tertib dan tidak arogan. Aksi ini dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban atas kecelakaan yang menewaskan 4 karyawan Freeport," kata Sulistyo ketika ditemui di Mapolda Papua, Kota Jayapura, hari ini.
Dini hari tadi sekitar pukul 02.15 WIT, karyawan membentangkan tenda biru di tengah jalan di cek point 72. Aksi ini mengakibatkan kendaraan tambang tidak bisa keluar ataupun masuk ke areal tambang.
"Tidak ada kendaraan yang bisa masuk tambang. Kendaraan dari cek point 68 hanya sampai di cek point 72," kata Linus, salah satu karyawan Freeport.
Selain memasang tenda, karyawan juga menulis tuntutan mereka di spanduk yang dibentangkan, '4 orang Wanagon, 8 Orang Boton Ore, 28 orang under ground, 4 orang Grasberg, harus ada yang bertanggung jawab’.
Sebelumnya pada Mei 2013, ribuan karyawan PT Freeport Indonesia memblokade jalan dan memasang tenda di jalan areal masuk ke wilayah tambang terkait longsor di under ground Big Gossan yang menewaskan 28 karyawan. (Mut)
Usai Blokade Ribuan Karyawan, Aktivitas Tambang Freeport Terhenti
Jubir Freeport Indonesia mengatakan hingga saat ini perusahaan terus berdialog dengan karyawan untuk menyelesaikan soal kecelakaan kerja.
Advertisement