Liputan6.com, Jakarta - Massa Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa menolak Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Unjuk rasa ini berlangsung ricuh. Massa terlibat aksi saling lempar batu dengan petugas kepolisian hingga melukai Kapolsek Gambir AKBP Putu Putera Sadana akibat terkena lemparan batu.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo mengaku tidak menyangka demo akan berlangsung ricuh. Ia menceritakan kronologis unjuk rasa yang diduga melukai 7 polisi itu.
Pada pukul 14.00 WIB, massa FPI berdatangan ke Gedung DPRD DKI Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pukul 14.05 WIB, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo menemui perwakilan dari demonstran. Ia pun menyalami dan mengatakan agar demo berjalan damai. Massa FPI pun menyatakan siap berdamai.
"Mereka bilang bukan saatnya lagi demo anarkis dan merusak," tutur Hendro, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Pukul 14.25 WIB, saat Hendro akan memediasi massa FPI untuk bertemu anggota DPRD DKI, tiba-tiba terjadi pelemparan batu. Pada pukul 14.30 WIB, polisi pun menembakkan gas air mata ke massa FPI hingga berlarian.
Kemudian pada pukul 14.45 WIB, massa FPI kembali berdemo di depan Balaikota Jakarta. Pukul 14.47 WIB kembali terjadi pelemparan batu dari massa FPI yang dibalas tembakkan gas air mata dari kepolisian.
Hingga pukul 14.52 WIB, situasi di sekitar Balaikota Jakarta cenderung mulai normal. (Yus)
Kronologi Demo Anarkis FPI Tolak Ahok di Balaikota
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo mengaku tidak menyangka demo FPI menolak Ahok menjadi gubernur DKI akan berlangsung ricuh.
Advertisement