Sukses

Wakil Ketua DPRD: Demo FPI Akibat Pejabat Ngomong Sembarangan

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik mengatakan, dengan gaya bicara Ahok yang ceplas-ceplos membuat sebagian warga tidak terima.

Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa massa Front Pembela Islam (FPI) yang menolak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi gubernur DKI, berujung anarkis. Unjuk rasa ini dinilai akibat Ahok dianggap meresahkan warga Jakarta, terutama terkait pernyataannya yang kerap menuai pro dan kontra.

"Jadi yang pertama akibat pejabat ngomong sembarangan. Anarkis tidak dibenarkan, jangan lihat anarkisnya saja, tapi beresin akar penyebabnya," ujar Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014).

Menurut Taufik, walau tidak setiap kebijakan dapat diterima, bila penyampaian Ahok di hadapan publik baik dan tidak menyinggung pihak tertentu, maka kebijakan apa pun akan mendapat dukungan.

Dengan gaya bicara Ahok yang ceplas-ceplos dan terkadang keras, lanjut Taufik, membuat sebagian warga tidak terima. "Nggak ada yang mengakibatkan keresahan sebenarnya. Kalau mau bilang, nggak bisa begini, biasa saja ngomongnya, kebijakan nggak akan meresahkan," ujar dia.

Mantan anggota KPU DKI Jakarta itu menilai, tindakan massa FPI yang anarkis tidak akan terjadi bila Ahok dapat menjaga mulutnya dan berkomunikasi baik dalam menyampaikan suatu permasalahan. Begitu juga FPI yang menolak Ahok, pun mempunyai alasan yang sama.

"Ahok diminta temen-teman dari kemarin kebijakannya, ungkapannya meresahkan publik. Kalau meresahkan publik, pelajaran semua pejabat nggak ngomong sembarangan, ucapan dia ditonton semua orang. Menurut saya, semua pihak, pejabat nggak boleh ngomong sembarangan, akarnya diselesaikan, akarnya nggak tuntas, nggak akan terjadi," pungkas Taufik.

Video Terkini