Liputan6.com, Bengkayang - Kepala Sub Seksi Operasi SAR Pontianak Eryk Subaryanto menjelaskan, saat ini para korban tewas akibat longsor tambang emas di Bengkayang, Kalimantan Barat, sudah dievakuasi.
"Jadi kita ke lokasi langsung evakuasi. Korban sudah dibawa ke keluarganya masing-masing. Saat ini kami masih koordinasi. Kita masih stand by di lokasi kejadian," kata Eryk di Bengkayang, Kalbar, Minggu (5/10/2014).
Eryk menjelaskan, sebanyak 18 pekerja yang tewas itu tertimbun longsor tanah galian penambang emas tanpa izin alias PETI. "Longsornya tanahnya saat disemprot air, mungkin itu penyebabnya, lalu tertimpalah," beber Eryk.
"Kita masih tunggu juga informasi selanjutnya. Dan menunggu keluarga korban yang melapor," imbuh Eryk.
Sementara, Komandan Kodim 1202/Singkawang Letnan Kolonel Infanteri Robby Lukman Leksana mengatakan, sebanyak 15 anggota diterjunkan ke lokasi kejadian nahas tersebut. "Awalnya 5 anggota kita berada di sana. Lalu kita tambah lagi menjadi 15 anggota untuk membantu evakuasi," ujar Robby.
Robby menjelaskan, 18 pekerja tambang emas itu tewas di lokasi kejadian saat bekerja. "Lagi gali emas, lalu tertimbun, dan tewas di lokasi kejadian. Sementara aktvitas PETI berhenti," ucap Robby.
Lebih jauh Robby menjelaskan, pada Sabtu 4 Oktober 2014 sekitar pukul 11.00 WIB terjadi tanah longsor akibat PETI di daerah Kopak Desa Sagatani di dekat lapangan tembak wilayah Koramil 16 yang mengakibatkan 18 tewas.
"Akibat tertimbun tanah longsoran. Pada pukul 19.30 WIB, Sabtu malam kemarin pencarian dihentikan karena korban sudah ditemukan semua," jelas Robby.
Robby menambahkan, warga yang tewas akibat longsor di lokasi tambang emas itu berasal dari Desa Goa Boma berjumlah 11 orang, Desa Capkala 2 orang, Desa Moi/Mempawah 3 orang, Desa Sekadau 1 orang, dan Desa Darit 1 orang. "Saat ini korban sudah dibawa oleh keluarga masing-masing," ungkap Robby.
18 Korban Tewas Longsor Tambang di Kalbar Sudah Dievakuasi
Namun, Tim SAR masih berjaga-jaga di lokasi tambang
Advertisement