Liputan6.com, Yogyakarta - Dengan dikawal 2 regu prajurit keraton, 3 pasang gunungan laki-laki dan perempuan dibawa menuju halaman Masjid Gede Kauman. Gunungan yang merupakan wujud sedekah penguasa Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat untuk rakyat ini berisi aneka hasil bumi dan aneka jajanan dalam rangka menyambut Idul Adha.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (6/10/2014), acara grebeg dan pembagian gunungan ini selalu menarik perhatian warga, sehingga mereka rela berdesak-desakan. Puncak acara grebeg berlangsung saat warga dipersilakan mengambil isi gunungan. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan mereka langsung berebut.
Baca Juga
Sebagian warga ikut berebut gunungan karena sekadar turut meramaikan acara, namun ada juga yang masih memegang tradisi berupa harapan bisa mendapat hasil baik pada bidang pekerjaannya.
Advertisement
Acara grebeg dan gunungan juga digelar Keraton Kasunanan Surakarta. Berbeda dengan Keraton Yogyakarta, di sini hanya ada 1 gunungan laki-laki dan 1 gunungan perempuan.
Sepasang gunungan itu diarak melalui Kori Kamandungan oleh Abdi Dalem Keraton untuk dibawa ke Masjid Agung Kota Solo, yang berjarak sekitar 1 kilometer untuk didoakan dan dibagikan kepada warga.
Namun belum lagi selesai didoakan, sejumlah abdi dalem yang seharusnya mengamankan gunungan justru berebut isi gunungan. Warga yang melihat langsung ikut menyerbu gunungan tersebut. Alhasil hanya tersisa 1 gunungan yang bisa diselamatkan dan dibawa kembali ke halaman keraton dan diberikan kepada warga.
Acara grebeg dan gunungan sejatinya merupakan simbol rasa syukur keraton atas berkat tuhan. Acara ini kemudian berkembang menjadi tradisi tahunan keraton baik Yogyakarta maupun Surakarta di setiap hari besar Islam yaitu 1 Muharam, Idul Fitri dan Idul Adha.
Baca juga:
Pemprov DKI Tebar 80 Sapi Kurban ke Masjid di Jakarta
Sapi Kurban Ngamuk, Lalu Lintas di Jalur Pantura Tersendat
Salat Idul Adha di Belahan Dunia
(Ans)