Liputan6.com, Jakarta - Seorang siswa kelas 12 di Jakarta Intercultural School bernama Sheina Ashley Pribadi menginisasi proyek ACE. Proyek tersebut digagas untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon.
"Proyek ACE bertujuan untuk menggantikan batu bata semen, tanah liat yang menimbulkan polusi. Caranya dengan mengganti sebagian besar semen pada batu bata dengan fly ash," ujar Sheina melalui keterangan tertulis, Minggu (8/10/2023).
Baca Juga
Dia menjelaskan, fly ash adalah produk sampingan PLTU batu bara. Jika tidak dimanfaatkan untuk pembuatan semen ini, fly ash hanya jadi sampah yang dapat mencemari saluran air dan berakhir di tempat pembuangan sampah.
Advertisement
Sheina mengatakan, melalui proyek ini ingin meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menggunakan bahan bangunan rendah polusi udara. Tujuan akhirnya, kata dia, untuk memperlambat dampak perubahan iklim.
"Idenya muncul saat kursus solusi tentang lingkungan di Stanford tahun lalu. Saya banyak konsultasi dengan Profesor, insinyur dan mempraktikkannya sendiri di Jakarta. Saya bereksperimen sendiri, membuat prototipe rumah sampai menguji prototipe di laboratorium. Formula yang terakhir dapat mencegah 50 persen lepasnya karbondioksida," kata dia.
"Setiap kilogram semen yang diganti dengan fly ash menghemat 0.9 kilogram karbondioksida agar tidak terbuang ke atmosfer," kata juara Technovation Girls Indonesia tahun 2023 ini," sambung Sheina.
Dia menyebut, pengujian berikutnya adalah uji kekuatan. Menurut Sheina, sembilan prototipe batu bata terkuat diuji di laboratorium Universitas Tarumanegara Jakarta untuk dilakukan penguatan dengan uji kompresi.
"Formula terakhir bisa melampaui standar FC20 (mutu sedang beton standar Kementerian PUPR)," kata dia.
Mulai Diproduksi
Kini, batu bata ramah lingkungan tersebut mulai diproduksi. Sheina dibantu oleh lokakarya lokal di Bogor, Jawa Barat untuk memproduksi dengan bahan baku fly ash dari PLTU Paiton Malang.
"Sementara untuk desain, Sheina banyak dibantu pamannya, yang kebetulan seorang arsitek," terang dia.
Batu bata temuan Sheina untuk sementara masih diperuntukkan membangun kepentingan umum. Salah satunya, menurut Sheina untuk membangun trotoar yang rusak seperti sudah dibangun di trotoar di kawasan sekolah Al-Firdaus di BSD.
"Sedangkan untuk tujuan komersil, belum dulu. Meskipun kami punya harapan di masa depan, proyek ini tidak bertujuan menjual batu bata secara komersial. Batu bata ini akan digunakan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan," papar Sheina.
Atas batu bata temuannya ini, Sheina telah menerima hibah dari The Iris Project yang memungkinkan Sheina membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan.
"Semoga ke depan temuan ini bisa dipatenkan dan bisa mengembangkan produk ini bermitra dengan perusahaan bangunan di Indonesia agar bisa memproduksi secara massal untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan, untuk mengurangi emisi karbon," pungkas Finalis Global RISE for The World 2023 ini.
Advertisement