Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok menilai ketahanan air di Ibukota begitu lemah karena permainan oknum. Ia mengatakan dirinya dendam dengan Perusahaan Air Minum atau PAM, karena bekerja bukan demi masyarakat.
"Saya dendam luar biasa pada PAM. Ada tangki air gratis saya lihat yang daftar, dia jual ke industri. Bukan utamakan warga tapi malah monopoli. Sudah tahu nggak ada air tanah, mestinya di drop 1 kubik. Saya hafal," ujar pria bernama lengkap Basuki Tjahja Purnama itu dalam acara Sosialisasi Ketahanan Air di DKI Jakarta bersama PT Aetra, Rabu (8/10/2014).
"Kalau nggak ada oknum PAM lain, nggak mungkin nggak tahu. Yang pakai air kelihatan, termasuk yang pakai air tanah. Ada oknum main mata," tambah dia.
Pengalaman lain juga dirasakan Ahok soal pembayaran. Pada suatu waktu, mantan Bupati Belitung Timur itu mendapat pemberitahuan sudah 2 bulan telat membayar PAM.
"Sekian tahun tiba-tiba saya ada dibilang kurang bayar 2 bulan. Kenapa nggak tagih dari dulu? Dia ancam nggak mau bayar atau diputus, ya bayar. Tetangga saya nggak bayar tapi dia nggak tahan. Ini cara arogansi dari penguasa air yang saya nggak suka. Air begitu penting," ungkap Ahok.
Ahok berkelakar, bila Jakarta termasuk dalam salah satu kota di zaman perang dalam film kolosal, maka tanpa perlu diajak berperang Jakarta dapat musnah dengan sendirinya. Caranya, lanjut Ahok, menutup saluran air.
"Di film kolosal, kota sumber airnya dimatiin. Orang jakarta nggak usah diajak perang. Matiin airnya, mati dia," tandas Ahok. (Mut)
Ahok: Saya Dendam Sama PAM
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok menilai ketahanan air di Ibukota begitu lemah karena permainan oknum.
Advertisement