Liputan6.com, Bogor - Demo mahasiswa menolak kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Bundaran Tol Branangsiang, Bogor, Jawa Barat, berujung bentrok.
Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat (Koma) dan Pospera terlibat baku hantam dengan pihak kepolisian, Sabtu (11/10/2014). Para demonstran tidak mau dibubarkan saat akan memblokade jalan.
Massa yang berjumlah sekitar 15 orang tersebut datang secara beriringan melalui jalur yang tidak diketahui pihak kepolisian. Mereka membawa spanduk berisi penolakan terhadap proses Pilkada yang dilakukan secara tidak langsung.
Massa pengunjuk rasa kemudian berorasi di Bundaran Tol Branangsiang, Bogor. Awalnya, aksi berjalan damai tanpa ada pengawalan polisi dan massa hanya berorasi di pinggir ruas Tol Jagorawi atau 1 kilometer selepas gerbang tol (GT) Baranangsiang Bogor.
Aksi yang berlangsung sekitar 10 menit ini sempat mengagetkan pihak kepolisian yang tengah berjaga dan mengatur arus lalu lintas menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Istana Bogor.
Selain diduga tidak memiliki izin aksi, polisi yang berada di sekitar lokasi langsung membubarkan paksa aksi massa yang mulai melakukan blokade jalan.
Alhasil, adu mulut hingga adu jotos antara pendemo dengan pihak kepolisian tidak terelakkan. Beberapa demonstran mengalami luka dalam bentrokan tersebut.
Sekitar 5 pendemo langsung diamankan petugas. Selama aksi berlangsung, arus lalu lintas menuju Jalan Raya Pajajaran, selepas bundaran Tol Baranangsiang, Bogor dan Gerbang Tol (GT) Baranangsiang mengalami kemacetan. (Sss)
Mau Blokade Jalan, Demo Tolak UU Pilkada di Bogor Ricuh
Demonstran membawa spanduk berisi penolakan terhadap proses pilkada yang dilakukan secara tidak langsung.
Advertisement