Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku terkejut dan prihatin atas aksi kekerasan beberapa siswa SD kepada seorang siswi perempuan di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat beberapa waktu lalu yang tersebar luas media sosial di Youtube. Kekerasan tersebut diduga di sekolah bernama SD Trisula Perwari.
"Saya nonton videonya dan terus terang saya dan istri kaget dan terbelalak bisa ada vandalisme dan premanisme pada level anak SD," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2014).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, dengan adanya kejadian itu dia berpikir mendalam tentang memori kolektif yang ada pada pelaku kekerasan tersebut.
Ia menambahkan, baginya itu bukan hanya persoalan sekolah dan para guru yang ada di sana, tapi juga persoalan mendasar bangsa Indonesia.
Untuk itulah, mantan Anggota Komisi III DPR itu menyarankan, agar revolusi mental yang digaung-gaungkan oleh Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus dimulai dari sekarang secara konkret.
"Saya anggap revolusi mental itu konkret, jangan hanya pencitraan, adjustment-nya kan kita lakukan secara langsung," tandas Fahri.
Sebuah video kekerasan yang diunggah di Youtube kembali membuat heboh. Dalam sebuah tayangan berdurasi 1 menit 52 detik terlihat seorang anak perempuan berseragam sekolah dasar tengah dianiaya oleh teman-temannya.
Video yang diduga kuat diambil di sebuah ruangan kelas itu memperlihatkan murid wanita yang mengenakan kerudung tersebut ditendang dan dipukuli bergantian oleh teman-temannya di sudut ruangan.
Penganiayaan antara lain dilakukan seorang murid perempuan lainnya dengan menendang tubuh korban. Selanjutnya, sejumlah murid laki-laki secara bergantian memukul dan menendang korban sembari meloncat. Sementara korban yang tersudut hanya bisa menahan pukulan sambil menangis.
Wakil Ketua DPR Ini Kaget Ada Premanisme di Lingkungan SD
Sebuah video kekerasan yang melibatkan siswa SD yang diunggah di Youtube kembali membuat heboh.
Advertisement