Sukses

Usai Serangan Teroris di Poso, Polisi Amankan 2 Bom Aktif

Dalam serangan teroris di Poso, itu tidak ada korban jiwa dan luka dari pihak Brimob.

Liputan6.com, Palu - Pengejaran yang dilakukan tim gabungan Polda Sulawesi Tengah, Polres Poso, dan Kodim 1307 terhadap kelompok yang diduga jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso pasca-penyerangan di Desa Dewua, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada 7 Oktober 2014 memang belum menuai hasil. Meskipun demikian, sejumlah barang bukti dari penyisiran di tempat kejadian perkara (TKP) tersebut, berhasil diamankan.

Barang bukti yang berhasil ditemukan di lokasi penyerangan tersebut berupa pecahan dan serpihan bom rakitan, dua unit bom lempar rakitan yang masih aktif dan belum meledak, serta puluhan selongsong peluru pelbagai jenis, namun didominasi oleh kaliber 5,56 milimeter yang diduga kuat milik kelompok teroris.

"Barang bukti itu masih diamankan di Polres Poso untuk diperiksa lebih lanjut. Tim gabungan menemukan usai melakukan penyisiran dan pengejaran dua hari lalu di seputaran TKP. Hingga saat ini, penyisiran terus dilakukan," kata Plt Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Utoro Saputro di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (13/10/2014).

Selain terus menyisir, tim gabungan juga menggencarkan razia kendaraan bermotor di sejumlah pintu masuk Kabupaten Poso. "Mulai dari arah Palu menuju Poso dan arah Makassar menuju Poso tim lakukan razia. Itu semua untuk mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok teroris yang ingin keluar dan masuk ke Poso," tandas Utoro.

Pada Selasa 7 Oktober 2014 sekitar pukul 05.00 Wita, kelompok yang diduga jaringan teroris MIT pimpinan Santoso alias Abu Wardah alias Abu Yahya itu menyerang tim Brimob yang hendak ke lokasi peledakan bom. Ketika itu, saat tim Brimob belum sampai di tujuan, tiba-tiba langsung diserang kelompok tersebut. Kejadian persis di Desa Dewua, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Dalam serangan teroris itu tidak ada korban jiwa dan luka dari pihak Brimob. Hanya saja mobil patroli yang digunakan Brimob rusak parah setelah terkena berondongan tembakan dan lemparan bom rakitan. (Ein)