Liputan6.com, Jakarta - Tim investigasi gabungan TNI dan Polri mengungkap hasil pemeriksaan terkait kasus aksi baku tembak di Batam. Tim juga membeberkan apa yang sebenarnya terjadi sehingga terjadi bentrok antara TNI dan Brimob.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, peristiwa itu berawal saat adanya lokasi penimbunan BBM yang dijaga oleh prajurit dari Batalyon 134 pada Minggu 21 September. Para prajurit ternyata tidak mengetahui lokasi yang dijaga merupakan penimbunan BBM ilegal.
"Tim dari polres lalu melaksanakan penggerebekan. Saat penggerebekan ada keramaian, ada 2 oknum TNI. Lalu kisruh, aparat Polri coba meninggalkan lokasi, tapi ada tembakan tidak sengaja kena anggota TNI dari pantulan peluru," kata Fuad di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Atas penembakan itu, 2Â anggota TNI lain datang ke Markas Brimob. Tujuan kedatangan para tentara sebenarnya untuk menanyakan alasan rekan mereka ditembak. Tapi, para polisi yang berada di Mako Brimob mengira akan ada penyerangan dari tentara.
"Maka dipukul klonengan. Anggota Brimob siaga. Semua anggota keluar bawa senjata yang lagi apel. Ada penembakan ke atas, tapi 2 anggota lainnya yang kena. Kemudian ada perwira yang datang, jadi sudah selesai," tutur Fuad.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Sompie memastikan seluruh wilayah Batam dan Kepulauan Riau sudah dalam kondisi kondusif. Rekomendasi dan saran juga sudah diberikan kepada Kapolri dan Kepala Staf Angkatan Darat untuk ditindaklanjuti.
"Anggota Brimob diminta bantuan Ditreskrimsus Polda Kepri. Ke depannya proses penyelidikan secara intelijen akan kita koordinasikan. Lebih awal dikomunikasikan sehingga penegakan hukum bisa jalan dengan baik. Tetap lakukan penegakan hukum tapi tidak mengganggu kamtibmas," tegas Ronny. (Sss)